PBB (ANTARA) - Sekjen PBB Antonio Guterres pada Jumat (23/9) meminta pasukan keamanan Iran untuk tidak menggunakan "kekuatan yang tak perlu atau tak proporsional" menghadapi protes antipemerintah yang dipicu kematian seorang perempuan di penjara.

Juru bicara Stephane Dujarric mengatakan Sekjen juga mendesak semua pihak agar tidak terpancing demi menghindari eskalasi lebih lanjut.

"Kami khawatir dengan laporan protes damai yang dipenuhi kekuatan berlebihan yang menimbulkan puluhan korban tewas dan terluka," kata Dujarric kepada awak media di New York.

"Kemudian kami meminta otoritas agar menghormati hak-hak kebebasan berekspresi, berkumpul dan berserikat secara damai."

Sekjen membahas masalah HAM dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi selama pertemuan antar keduanya pada Kamis di sela acara tahunan para pemimpin dunia di PBB.

Warga Iran murka dengan kasus Mahma Amini, 22, yang meninggal pekan lalu setelah ditangkap polisi moral karena mengenakan "pakaian yang tak pantas."

Sekjen menyerukan "penyelidikan cepat, netral dan efektif" oleh otoritas independen yang kompeten dalam kasus kematian Amini, kata Dujarric.

PBB juga meminta otoritas Iran agar menghormati hak-hak kaum perempuan dan menerapkan sejumlah langkah efektif untuk melindungi mereka dari pelanggaran HAM lainnya.

Unjuk rasa yang diorganisir pemerintah berlangsung di sejumlah kota di Iran pada Jumat sebagai aksi balasan terhadap kerusuhan antipemerintah. Mereka meminta agar pengunjuk rasa yang dianggap "perusuh" dieksekusi.


Sumber: Reuters
Baca juga: 25 tewas dalam kerusuhan di Iran
Baca juga: Presiden Rouhani ingatkan Iran agar dengarkan suara demonstran
Baca juga: Uni Eropa akan undang Menlu Iran untuk bahas protes antipemerintah

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022