Jakarta (ANTARA) - kepala juru bicara Pemerintahan Afghanistan yang dikelola Taliban, Zabihullah Mujahid , mengutuk serangan bom yang mengguncang sebuah masjid di Kabul, ibu kota Afghanistan, Jumat (23/9).

Zabihullah Mujahid menyebut serangan bom tersebut sebagai "kejahatan yang tidak termaafkan." Hingga saat ini belum ada kelompok atau individu mengklaim bertanggung jawab atas insiden ledakan ini.

Pada Rabu (21/9), sebuah ledakan mengguncang wilayah Dehmazang di Distrik 3 Kepolisian Kabul, menyebabkan tujuh orang tewas dan 41 lainnya luka-luka akibat ledakan bom yang mengguncang sebuah masjid di Kabul, ibu kota Afghanistan, pada Jumat (23/9).

Bom mematikan yang diletakkan pada sebuah kendaraan itu meledak di depan pintu utama Masjid Wazir Mohammad Akbar Khan di Distrik 6 Kepolisian Kabul pada Jumat siang waktu setempat, demikian dikonfirmasi oleh Khalid Zadran, juru bicara Kepolisian Kabul, melalui akun Twitter-nya.

Bom tersebut menyasar para jemaah yang sedang berjalan keluar dari tempat ibadah tersebut setelah mengikuti salat Jumat, ujar Zadran.
 
   "Pasukan keamanan dari Emirat Islam Afghanistan (Islamic Emirate of Afghanistan/IEA) sedang berupaya keras untuk mengidentifikasi dan menghukum pelaku pengeboman," imbuh Zadran


. Selesai


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022