Dapat dikatakan bahwa saat ini kedua negara sedang menjajaki PTA yang bertujuan untuk membuka peluang pasar. PTA merupakan upaya penguatan industri manufaktur kedua negara, khususnya di sektor peralatan militer, produk makanan olahan, dan pertanian
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa Indonesia dan Afrika Selatan menjajaki Preferential Trade Agreements (PTA) guna memperkuat manufaktur kedua negara.

“Dapat dikatakan bahwa saat ini kedua negara sedang menjajaki PTA yang bertujuan untuk membuka peluang pasar. PTA merupakan upaya penguatan industri manufaktur kedua negara, khususnya di sektor peralatan militer, produk makanan olahan, dan pertanian,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.

Menperin Agus mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Minister of Trade, Industry and Competition Afrika Selatan Ebrahim Patel di sela-sela kegiatan Trade, Industry, and Investment Ministerial Meeting (TIIMM) dalam rangkaian agenda Presidensi G20 Indonesia di Bali.

Pada pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan bahwa transisi energi menuju rendah karbon merupakan aspek penting untuk mencapai ketahanan iklim yang mendukung lingkungan hidup dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Menperin menambahkan, Indonesia dan Afrika Selatan sama-sama kaya akan produk mineral dan logam mulia.

“Kami mencoba untuk secara moderat menerapkan kontrol terhadap ekspor, terutama ekspor bahan baku, dengan harapan dapat mendorong hilirisasi produk mineral tersebut menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi,” katanya.

Melalui kebijakan hilirisasi nikel misalnya, telah berhasil mendorong tumbuhnya smelter berbasis nikel, yang menghasilkan produk NPI/FeNi sehingga meningkatkan kapasitas dalam pengembangan industri stainless steel.

“Enam tahun lalu, ekspor kita dari nikel hanya 1,1 miliar dolar AS. Sedangkan, di tahun 2021 sudah mencapai 20,9 miliar dolar AS. Lompatan nilai tambahnya hingga 19 kali,” ungkap Agus.

Afrika Selatan sendiri memiliki kerja sama Just Energy Transition Partnership dengan Prancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat. Pengalaman tersebut dapat dipelajari dan best practice bagi Indonesia dalam menemukan model yang sesuai untuk menangani isu perubahan iklim di Indonesia.

“Pertemuan ini dalam rangka menjajaki peluang yang dapat dikerjasamakan secara konkret antara kedua negara, khususnya di bidang-bidang yang menjadi perhatian dan potensi bersama,” ujar Ebrahim Patel.

Selain kerja sama energi dan pertambangan, juga disinggung potensi kerja sama halal dan industri otomotif beserta komponennya.

Pada pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk berbagi pengalaman dan menciptakan peluang kerja sama serta melanjutkan komunikasi secara reguler. Dilakukan juga work with local industry agar tercipta nilai investasi yang seimbang.

Investasi Afrika Selatan di Indonesia selama 2021 sebesar 1,46 juta dolar AS dengan total 14 proyek. Sementara itu, total perdagangan nonmigas Indonesia dengan Afrika Selatan pada 2021 mencapai 2,8 miliar dolar AS atau meningkat 122 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 1,3 miliar dolar AS.

Baca juga: Bertemu UE, Menperin tegaskan komitmen RI promosikan industri hijau

Baca juga: Indonesia-UNIDO tingkatkan kerja sama manufaktur di G20 TIIMM

Baca juga: Menperin: RI-AS siap pacu industri semikonduktor

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022