Saya telah menunggu hal ini selama hampir tiga tahun
Hong Kong (ANTARA) - Otoritas Hong Kong sedang bersiap menghadapi lonjakan jumlah wisatawan setelah melonggarkan pembatasan COVID-19 bagi pengunjung internasional pada Senin.

Kewajiban karantina di hotel bagi pendatang asing telah dicabut setelah diberlakukan selama lebih dari 2,5 tahun di wilayah administrasi khusus China itu.

Pemimpin Hong Kong John Lee mengatakan pekan lalu bahwa para pendatang dari luar negeri dapat langsung pulang atau tinggal di mana pun, tetapi harus melakukan pengawasan mandiri selama tiga hari sejak mereka tiba.

"Saya telah menunggu hal ini selama hampir tiga tahun," kata warga Hong Kong, Barbara Van Moppes (58), yang tiba dari Bangkok.

"Belahan dunia lain sudah membuka diri dan Hong Kong perlu dibuka sekarang dan kembali normal, karena (kota itu) adalah tempat yang fantastis untuk menjalani hidup," katanya.

Sebelumnya, semua pengunjung internasional di Hong Kong harus menjalani isolasi di hotel selama tiga pekan dengan biaya sendiri. Masa karantina itu kemudian dipangkas menjadi tiga hari.

Namun, perubahan kebijakan pada Senin itu masih membuat Hong Kong tertinggal jauh dari kawasan dunia lain yang telah mencabut pembatasan.

Pengunjung asing masih dilarang untuk memasuki bar dan restoran selama tiga hari.

Meskipun diizinkan bekerja atau bersekolah, mereka masih diharuskan menjalani sejumlah tes COVID pada pekan pertama setelah kedatangan.


Baca juga: Hong Kong perluas skema pas vaksin COVID-19 bagi anak usia 5 tahun


Kendati demikian, perjalanan ke luar negeri diprediksi akan melonjak sebanyak 50 persen selama beberapa bulan ke depan, kata direktur pelaksana Dewan Industri Perjalanan Hong Kong, Fanny Yeung, kepada media penyiaran RTHK.

Namun, pertumbuhan sektor wisata masih akan disumbang oleh jumlah penerbangan ke luar, kata Yeung, karena wisata dalam negeri kemungkinan belum berkembang banyak mengingat masih adanya sejumlah pembatasan.

Situs wisata Expedia Hong Kong mengatakan pencarian kata kunci "Jepang" pekan lalu meningkat 10 kali, sementara jumlah pencarian "Taiwan" bertambah hampir 100 persen dalam 14 hari terakhir.

Trip.com mengatakan pencarian jadwal penerbangan melonjak 95 kali dan pemesanan meningkat 50 persen pekan lalu di Hong Kong, di mana Tokyo, Bangkok, Osaka dan Singapura menjadi kota tujuan paling populer.


Baca juga: Hong Kong luncurkan aula peringatan Perang Perlawanan Rakyat China


Badan penerbangan internasional IATA mengatakan langkah berikutnya bagi Hong Kong adalah mencabut semua pembatasan COVID-19.

Bekas koloni Inggris itu bersama China daratan telah memberlakukan pembatasan ketat COVID-19 sesuai strategi "nol kasus secara dinamis" yang diterapkan oleh negara itu.

Banyak pengusaha, diplomat dan warga telah mengkritik pembatasan COVID-19 di wilayah itu.

Mereka mengatakan pembatasan tersebut mengancam daya saing dan posisi Hong Kong sebagai salah satu pusat keuangan global.

Meski demikian, warga Hong Kong yang mendarat di bandara setempat mengaku senang dengan pelonggaran pada Senin itu.

"Sekarang benar-benar tanpa hambatan, jadi saya bisa keluar dalam 30 menit," kata pengusaha Marjuk Mutahlif (32). "Saya bisa pergi."

Sumber: Reuters

Baca juga: Tiba di Hong Kong dan Taiwan tak perlu karantina


Baca juga: China torehkan kemajuan bersejarah terkait Hong Kong dan Makau

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022