Pontianak (ANTARA) - Deputi II Kantor Staf Presiden (KPS) Abetnego Tarigan mengatakan pihaknya menargetkan penurunan angka stunting secara nasional hingga 14 persen pada tahun 2024 termasuk di wilayah perbatasan.

"Secara nasional pada tahun 2024, kami akan targetkan angka stunting mencapai 14 persen. Walaupun itu masih termasuk tinggi, tetapi cukup ambisius, karena memang sekarang kita ada di bawah 30 persen, sehingga ini akan menjadi PR atau tugas bersama, terutama di wilayah perbatasan," kata  Abetnego Tarigan saat melakukan kunjungan kerja di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa.

Dia mengatakan, terkait penanganan kasus stunting tersebut, wilayah perbatasan yang ada di Kalimantan Barat akan menjadi fokus utama pemerintah.

"Wilayah perbatasan ini penting difokuskan, karena berkaitan dengan akses terhadap pangan yang sulit masuk di wilayah tersebut, termasuk juga pola asuh dan lain sebagainya. Jadi nanti kami juga akan berbagi terkait dengan hal tersebut dalam seminar nasional ini," tuturnya.

Kemudian dia juga membahas terkait dengan sebaran sumber daya kesehatan, terutama dokter di wilayah perbatasan. Dia mengatakan, ini juga tidak mudah, fasilitasnya bisa dibangun tetapi SDM dan rasionya harus menjadi catatan penting.

"Bukan berarti kita harus menunggu penduduk di perbatasan tersebut banyak baru kita bangun, tetapi itu juga akan mempengaruhi manajemen di wilayah perbatasan. Artinya ini dibutuhkan investasi yang lebih besar lagi," katanya.

Selain itu, dia mengatakan, terkait pemerataan di perbatasan saat ini secara umum dari sudut pendidikan masih cukup mengkhawatirkan, yang pertama karena akses dan pelayanannya yang sulit.

"Kita bisa membangun fasilitasnya, tetapi titik sebaran masyarakat yang modalnya tidak konsolidasi itu tidak mudah, di mana itu akan membuat angka partisipasi sekolah tersebut menjadi rendah, faktornya juga karena akses dan jalan. Itu salah satu yang perlu kami bicarakan sehingga kami berharap dari pihak kampus Untan bisa memberikan masukan terkait dengan persoalan itu," kata Abetnego.

Baca juga: BKKBN-Badan Pangan Nasional teken MoU dengan 6 lingkup cegah stunting
Baca juga: BKKBN: Kurangnya kesadaran hidup sehat akar utama masalah stunting

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022