Jakarta (ANTARA) - Yayasan KEHATI menyebutkan pejuang keanekaragaman hayati muda perlu menguasai dasar navigasi darat yang mempelajari cara seseorang dalam menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan.

“Ke depannya, pelestarian keanekaragaman hayati akan menghadapi tantangan yang semakin berat dan kompleks. Pelatihan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan para pejuang keanekaragaman hayati muda KEHATI,” ujar Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI Rika Anggraini dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kehati dorong pelestarian keanekaragaman hayati

Dia menambahkan, pelatihan navigasi darat tersebut dapat menjadi bekal bagi peserta dalam kegiatan sosial lain seperti penyelamatan korban bencana alam dan lainnya.

Dalam navigasi darat kemampuan dalam membaca peta dan menggunakan kompas wajib dikuasai. Pada pelatihan navigasi darat, peserta diajarkan lebih dalam komponen yang dapat dilihat dan dipelajari dalam peta, antara lain judul peta, nomor peta, koordinat peta, kontur, skala peta, dan legenda peta.

Kemudian, peserta mempelajari teknik navigasi darat menggunakan kompas dan diajarkan untuk arah utara, selatan, barat, dan timur. Sudut utara adalah arah yang penting, karena menjadi acuan utama yang ditunjukkan melalui jarum merah. Di bagian rumah kompas terdapat skala angka 0–360 serta huruf N, S, W, E yang merupakan petunjuk arah.

Baca juga: Bentuk "biodiversity warrior" lima universitas digandeng KEHATI

“Apa yang penting adalah bagaimana peserta dapat mengetahui cara mengambil arah yang benar sesuai arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Pastikan tidak ada benda yang mengandung besi di dekat kompas, karena hal tersebut dapat mengganggu pergerakan jarum kompas,” kata dia.

Selain peta dan kompas, terdapat beberapa alat navigasi darat lain yang perlu diketahui, yaitu roamer adalah salah satu alat bantu yang diperuntukkan untuk membantu membaca koordinat suatu titik yang telah diplot pada peta. Berikutnya douglas protractor, yaitu sebuah busur derajat berbentuk kotak yang berfungsi menentukan arah sudut.

Selanjutnya, Global Positioning System (GPS), yaitu sistem navigasi berbasis satelit yang terdiri dari setidaknya 24 satelit. Fungsi GPS ini adalah untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi, sehingga dapat digunakan untuk menentukan kecepatan, arah, letak, dan juga waktu.

Baca juga: Keanekaragaman hayati tingkatkan pangan lokal

Berikutnya, Google Earth, yaitu sebuah program globe virtual yang memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara, dan juga globe GIS 3D.

Pewarta: Indriani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022