Bisa jadi korban-korban perundungan sekarang menjadi serigala berikutnya untuk adik-adiknya.
Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli (Sahli) Kapolri Irjen Pol. Adi Deriyan Jayamarta memandang penyelesaian kasus perundungan di dunia kedokteran membutuhkan kemunculan gerakan revolusioner yang mampu memisahkan orang-orang berperilaku jahat di lingkungan lembaga pendidikan kedokteran.

"Memang butuh revolusi besar di lingkungan lembaga pendidikan untuk pisahkan orang berperilaku jahat di lingkungan kedokteran," kata Adi sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut dia sampaikan dalam diskusi kelompok terpumpun yang digelar di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Jakarta, Senin (26/9).

Menurut Adi, perundungan di dunia pendidikan kedokteran berpotensi melahirkan jiwa-jiwa penjahat.

"Saya khawatir pelaku perundungan itu memang badannya dokter tetapi jiwanya bukan dokter. Sikapnya bukan dokter, perilakunya bukan dokter. Pelaku perundungan itu jiwanya jiwa penjahat. Dia hanya menggunakan pakaian dokter untuk melegalkan kejahatan dan menganggap itu sebagai sebuah budaya yang turun-temurun," kata Adi.

Menurut dia, ada yang kontradiktif di antara perundungan dan jiwa mulia seorang dokter. Misalnya, sebagian besar dokter memiliki kemampuan inteligensi, moral, dan etika yang bagus sehingga tidak sepatutnya melakukan perundungan.

Adi menilai perundungan di lingkungan dokter sangat berbahaya karena bisa menghasilkan penjahat.

"Bisa jadi korban-korban perundungan sekarang menjadi serigala berikutnya untuk adik-adiknya, malahan serigalanya lebih buas dari kakaknya," ujarnya.

Ia melanjutkan, "Ketika sudah melakukan kejahatan, dia tahu itu kejahatan tetapi dia tetap lakukan dengan dalih kalau kamu tidak melakukan, nilaimu akan dikasih nilai buruk dan kau tidak bisa lulus dan kamu tidak bisa menjadi seorang dokter maka itu di otaknya adalah penjahat."

Oleh karena itu, dia menekankan butuh gerakan revolusioner untuk mengatasi persoalan tersebut. Selain Adi Deriyan, kegiatan diskusi itu juga dihadiri oleh anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen, Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi, dan Ketua Umum PB IDI terpilih Slamet Budiarto.

Dalam kesempatan itu, Gus Nabil, sapaan akrab Muchamad Nabil Haroen, mengajak segenap elemen mulai dari para dokter, tenaga medis, serta TNI dan Polri untuk membantu memutus mata rantai perundungan di dunia kedokteran ini.

Baca juga: Anggota DPR: Perundungan di dunia kedokteran harus dihentikan 
Baca juga: Gunadarma akan evaluasi agar perudungan tidak terulang

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022