Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau warga menggencarkan berbagai upaya untuk mengantisipasi potensi merebaknya demam berdarah dengue saat musim hujan, salah satunya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk.

“Salah satu upaya mencegah penularan demam berdarah dengue (DBD) yang masih sering dilupakan adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Harapannya, masyarakat terus menggencarkan kegiatan tersebut untuk menekan potensi merebaknya DBD,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, jumlah kasus DBD di Kota Yogyakarta sepanjang 2022 hingga September sudah jauh melebihi total kasus yang terjadi pada tahun lalu, yaitu mencapai 129 kasus dengan dua kematian dibanding 92 kasus pada 2021.

"Kasus tertinggi tahun ini terjadi pada Januari dengan 41 kasus dan cenderung terus turun hingga April tetapi mengalami kenaikan pada Mei dengan 22 kasus. Catatan kasus terendah terjadi pada September dengan dua kasus," katanya.

Baca juga: Dinkes minta masyarakat DIY gencarkan PSN tekan kenaikan kasus DBD

Pada bulan ini, kata dia, curah hujan cenderung lebih sedikit dan mulai ada peningkatan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masyarakat.

Oleh karena itu, Endang berharap PSN terus digencarkan sehingga tidak ada lagi sarang nyamuk di lingkungan sekitar tempat tinggal warga.

“Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan tidak ada tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk sangat penting dilakukan untuk mencegah DBD,” katanya.

Menurut dia, sejumlah tempat yang biasanya menjadi sarang nyamuk tetapi luput dari pembersihan lingkungan di antaranya talang air rumah yang mampat sehingga menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

“Kebiasaan menggantung banyak baju juga perlu dihindari karena nyamuk juga sering bersembunyi di tempat tersebut,” katanya.

Baca juga: Yogyakarta uji metode wolbachia untuk kendalikan DBD

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, lanjut dia, juga rutin melakukan penyuluhan di masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi merebaknya DBD saat musim hujan.

Selain DBD, penyakit yang juga berpotensi meningkat saat musim hujan adalah leptospirosis.

“Hingga saat ini, tercatat ada sembilan kasus. Sudah bertambah tiga kasus dibanding Juni dengan total dua kematian. Oleh karenanya, penyakit ini juga perlu diwaspadai,” katanya.

Sama seperti DBD, lanjut Endang, kunci pencegahan leptospirosis adalah menjaga kebersihan lingkungan. “Saat membersihkan lingkungan, sebaiknya mengenakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu,” katanya.

Baca juga: Yogyakarta tetap waspadai penularan DBD meski kasus turun

"Bakteri penyebab leptospirosis yang terbawa kencing tikus bisa masuk ke tubuh melalui luka kecil sehingga perlu alat pelindung diri sebagai langkah pencegahan saat membersihkan lingkungan," kata Endang.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022