Jakarta (ANTARA) - Mondelez Indonesia merayakan pencapaian 10 tahun pertama program Cocoa Life yang berhasil melampaui target awal dalam misi mensejahterakan petani dan komunitas kakao, serta turut berpartisipasi aktif dalam pelestarian dan pemulihan hutan.

"Memasuki 10 tahun perjalanannya, program Cocoa life secara global telah berhasil memperoleh berbagai pencapaian sukses, mulai dari memberdayakan hampir 210.000 petani dan menjangkau lebih dari tiga juta anggota komunitas di seluruh dunia, serta telah menginvestasikan lebih dari 400 juta dolar AS dalam mendukung mata pencaharian petani," kata Andi Sitti Asmayanti selaku Director Sustainability, South East Asia, Mondelez International dalam siaran pers pada Rabu.

Baca juga: Kikan dan Ervin gabung lagi di band "Cokelat" setelah 12 tahun

Baca juga: Rahasia Dapur Cokelat bertahan hingga 21 tahun


Pencapaian tersebut melampaui target global pada 2022, yaitu memberdayakan 200.000 petani dan satu juta anggota komunitas, dengan target investasi sebesar 400 juta dolar AS.

Cocoa Life merupakan program kakao berkelanjutan yang diinisiasi oleh Mondelez International sejak 2012 untuk mensejahterakan petani dan komunitas kakao, serta turut berpartisipasi aktif dalam pelestarian dan pemulihan hutan.

Dari sisi pemberdayaan komunitas berbasis pendekatan Community Action Plans (CAP), program ini telah berhasil memberdayakan lebih dari 2.400 komunitas kakao di bawah naungan Cocoa Life, dengan memprioritaskan investasi di infrastruktur sekolah, air dan kesehatan/sanitasi.

Selanjutnya, dari sisi lingkungan, program Cocoa Life diklaim telah berhasil melakukan pemetaan lebih dari 198,000 lahan pertanian untuk membantu mencegah deforestasi pertanian Kakao di seluruh dunia.

Selain itu, saat ini program Cocoa Life juga telah berhasil memenuhi 75 persen kebutuhan produksi cokelat Mondelez International, dan ditargetkan mencapai 100 persen pada 2025.

Ilham selaku perwakilan petani binaan dan komunitas Cocoa Life mengaku sangat terbantu atas panduan yang diberikan tim Cocoa Life dalam penerapan praktik budidaya pertanian yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP).

"Dengan menerapkan praktik ini, budidaya kakao bisa menjadi lebih baik dan kami bisa meningkatkan hasil panen yang dari sebelumnya 5-7 kg per minggu menjadi 15-17 kg per minggu," kata Ilham.

Saat ini program Cocoa Life tengah berupaya untuk menjawab tantangan pada sektor kakao secara holistik di enam negara penghasil kakao, meliputi Ghana, Pantai Gading, Indonesia, Republik Dominika, India, dan Brasil.

Sebagai bagian dari program keberlanjutan Mondelez International, Cocoa Life bersama para mitra terus berupaya untuk menjadikan pertanian kakao sebagai bisnis yang berkelanjutan, menciptakan masyarakat yang berdaya, serta turut berpartisipasi aktif dalam pelestarian dan pemulihan hutan.

Berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) 2022, tercatat bahwa Indonesia termasuk ke dalam 10 negara penghasil kakao terbesar dunia dan menjadi yang terbesar di Asia.

"Program Cocoa Life di Indonesia hingga saat ini telah berhasil memberdayakan lebih dari 40.000 petani, dan menjangkau lebih dari 68.000 anggota komunitas kakao di wilayah Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara," kata Yanti menambahkan.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto menyampaikan apresiasinya atas kehadiran program Cocoa Life dari Mondelez Indonesia.

"Melalui kesempatan ini kami juga turut mengajak pihak-pihak lainnya untuk dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan kakao nasional," kata Heru.

Adapun agenda perayaan yang dipusatkan di wilayah Pinrang, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Cokelat sebaiknya tak disimpan di kulkas

Baca juga: Mengenal ruby, jenis cokelat keempat di dunia

Baca juga: Cokelat masih mendominasi rasa camilan di Indonesia

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022