Banjarbaru (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin atau Basarnas secara manual dan menggunakan tiga mesin air alkon berupaya mencari korban longsor tambang emas di Desa Buluh Kuning, Kecamatan Sungai Durian, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

"Petugas terpaksa secara manual karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin Al Amrad di Banjarbaru, Rabu.

Dijelaskannya, mesin air alkon untuk mengikis tanah yang diperkirakan menimbun para korban yang belum ditemukan hingga saat ini.

Berdasarkan laporan masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya, ada tersisa lima korban belum ditemukan dari total 17 orang di lokasi pertambangan emas rakyat itu saat kejadian.

Baca juga: Basarnas cari sisa lima korban longsor tambang emas di Kotabaru Kalsel

Baca juga: Tim evakuasi enam korban tewas akibat tambang emas longsor


Memasuki hari kedua pencarian, sudah ditemukan 12 orang, enam selamat dan enam lainnya meninggal dunia.

Amrad pun menginstruksikan petugas SAR gabungan untuk bisa lebih bersabar dalam proses pencarian mengingat sulitnya medan dan keterbatasan alat yang hanya mengandalkan sistem manual.

"Bagi masyarakat dan pihak keluarga juga diimbau tidak mendekat ke lokasi karena rawan terjadi longsor susulan," ucapnya.

Diketahui bencana longsor tambang emas tersebut terjadi pada Senin (26/9) malam pukul 23.00 Wita. Basarnas mengerahkan dua tim dari Pos SAR Kotabaru dan Unit Siaga SAR Batulicin bergabung dengan BPBD Kotabaru dibantu TNI-Polri.*

Baca juga: Kemensos dorong percepatan rekonstruksi bencana longsor Pulau Sembilan

Baca juga: Longsor terjang desa di Kotabaru Kalsel akibat hujan deras

Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022