Hidup itu tidak pernah landai, berliku, dan menanjak, pasti ada cobaan dan seolah-olah mengajak untuk berhenti
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad membuat buku berjudul "Building A legacy Menimba Ilmu, Mengajar, Mengepakkan Bisnis dan Berbakti Pada Bangsa", yang menceritakan perjalanan hidupnya melewati berbagai tantangan dan rintangan.

Fadel Muhammad mengatakan pembuatan buku tersebut adalah jawaban dari anak-anaknya ketika dia bertanya tentang apa yang harus dilakukan setelah melewati berbagai tantangan dan rintangan yang dihadapi.

"Ternyata anak-anaknya sepakat meminta menulis buku perjalanan hidup agar bisa diingat dan diteladani generasi muda. Apalagi jalan terjal yang menanjak dan berliku mewarnai kehidupan mulai dari semasa kuliah, pengusaha, dan menjabat Gubernur Gorontalo selama dua periode," kata Fadel dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Fadel Muhammad sebelumnya menjadi narasumber dalam acara Bicara Buku Pustaka Bersama Wakil Rakyat yang berlangsung di Gedung Rektorat, Universitas Negeri Gorontalo, Selasa (27/9).

Pada kesempatan itu, Fadel menceritakan saat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), dia mendapat pengalaman besar bisa bergaul dengan mahasiswa berbagai latar belakang budaya. Dia menjalani kuliah relatif lama sekitar enam tahun karena ikut berbagai kegiatan di kampus.

Setelah lulus kuliah, Fadel berhasil membangun usaha dengan modal awal yang dimiliki relatif kecil, namun perusahaan yang dihasilkan memberikan keuntungan besar.

"Hidup itu tidak pernah landai, berliku, dan menanjak, pasti ada cobaan dan seolah-olah mengajak untuk berhenti. Padahal, setiap masalah pasti ada jalan keluar," ujarnya.

Fadel mengatakan keberhasilannya di bidang usaha dan politik tidak lepas dari kemampuannya berpikir kritis, mampu berkolaborasi, punya kompetensi, kemampuan berkomunikasi dan berinovasi, serta kritis dalam memenangkan masa depan.

Dalam buku karyanya tersebut, Fadel memaparkan kinerjanya selama dua periode memimpin Provinsi Gorontalo, yaitu berhasil menemukan jalan menuju perbaikan sumber daya manusia melalui program beasiswa.

Dia juga mengupayakan lahirnya perguruan tinggi untuk menyiapkan sumber daya manusia generasi muda yang berjalan berkelanjutan, yang dibuktikan dengan lahirnya Universitas Negeri Gorontalo (UNG) sebagai universitas pertama di wilayah tersebut.

Pada bidang ekonomi, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu berhasil meningkatkan produksi jagung, meningkatkan pendapatan petani dengan jalan menaikkan harga jagung dari sebelumnya Rp400 menjadi menjadi Rp800 per kilogram.

Bedah buku tersebut menghadirkan dua orang narasumber lain, yaitu Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo dan dosen UNG Lukman Naleo, serta dihadiri Wakil Rektor UNG Bidang Akademik Harto Malik.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022