apabila penduduk Indonesia bisa menjaga alam, maka alam akan menjaga penduduk Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menyatakan kehidupan manusia tidak bisa lepas dari laut karena berbagai aktivitas keseharian mulai dari makanan sampai rekreasi banyak dilakukan dari laut.

Fisheries Program Planning Manager YKAN Laksmi Larastiti mengajak masyarakat untuk membangun koneksi supaya perikanan dan kelautan Indonesia bisa lebih lestari dan lebih sehat ke depan.

"Sadar atau tidak sadar kehidupan masyarakat Indonesia ditopang 60 persen dari sektor kelautan dan perikanan baik itu dari sisi livelihood orang-orangnya, dari sektor hulu ke hilirnya mulai penangkapannya sampai nanti pemrosesan ikan, seafood, penjualannya, konsumen hingga kebutuhan protein," ujarnya dalam dialog konservasi misi lestari laut di West Mall Grand Indonesia, Jakarta, Rabu.

Laksmi mengimbau masyarakat untuk tidak boleh melupakan sektor perikanan dan kelautan meski mereka hidup di tengah kota karena sektor kelautan yang di dalamnya ada mangrove  yang bisa membantu untuk mengurangi 25 persen emisi karbon di seluruh dunia.

"Apabila penduduk Indonesia bisa menjaga alam, maka alam akan menjaga penduduk Indonesia," katanya.

Baca juga: Bakamla RI dorong nelayan tingkatkan kesadaran jaga kelestarian laut
Baca juga: Ketua DPD RI ajak masyarakat jaga ekosistem laut

Oleh karena itu, ia mengatakan, kegiatan konservasi laut merupakan salah satu strategi untuk menanggulangi perubahan iklim yang terjadi saat ini.

"Untuk melestarikan kelautan dan perikanan banyak tantangannya mulai dari penangkapan ikan yang berlebihan hingga polusi sampah plastik, makanya diperlukan hubungan yang harmonis antara alam dan manusia supaya manusia bisa bantu alam bisa lebih lestari," ucap Laksmi.

YKAN mengungkapkan jumlah perikanan tangkap dan terapung terus menurun, sehingga YKAN melakukan pemantauan setiap tahun bekerja sama dengan instansi terkait supaya pencemaran lingkungan tidak menimbulkan dampak terhadap perikanan tangkap dan terapung di Indonesia.

"Kami menyelaraskan kegiatan dengan visi-misi pemerintah karena kami tidak bisa bekerja sendiri, sehingga kami bekerja sama dengan pemerintah, mitra, dan masyarakat di lokasi kegiatan," jelas Laksmi.

YKAN melakukan pendekatan kepada masyarakat menyesuaikan dengan tradisi mereka sehari hari, salah satunya melalui bahasa lokal agar memudahkan dalam penyampaian pesan mengenai pentingnya konservasi dan peduli laut.

"Kami punya 100 jenis ikan yang paling banyak di Indonesia. Kakap dan kerapu itu tidak hanya kami tulis pakai bahasa Latin dan bahasa Indonesia saja, tapi juga bahasa daerah," pungkasnya.

Baca juga: BRIN: Penguatan komunitas maritim dukung kelestarian sumber daya laut

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022