Jakarta (ANTARA) -
PT Blue Bird Tbk (Blue Bird) menggandeng mitra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yakni PT Mountrash Avatar Indonesia (Mountrash) dalam melestarikan alam dan lingkungan dengan melakukan pengelolaan sampah berkelanjutan.

Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono mengatakan inisiasi pengelolaan sampah ini bertujuan untuk mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

“Langkah ini menunjukkan kontribusi kami terhadap pencapaian Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah, dimana Indonesia menargetkan reduksi sampah hingga 30 persen atau sebanyak 20,9 juta ton dengan tingkat pengelolaan sampah sebesar 70 persen atau sebesar 70,8 juta ton pada 2025," kata Sigit dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan kerja sama ini dilakukan melalui program implementasi dropbox sampah digital yang ditujukan bagi para pengemudi dan karyawan di lima pool Bluebird, yang meliputi pool Mampang, pool Ciputat, pool Kelapa Gading, pool Daan Mogot, dan pool Kalibata, yang semuanya di wilayah DKI Jakarta.

​​​​​​Dia melanjutkan pihaknya juga terus mendukung agenda keberlanjutan pemerintah, seperti melakukan transisi ke kendaraan listrik dan armada berbahan bakar compressed natural gas (CNG), menerapkan sistem 3R (reduce, reuse, recycle) dalam pengelolaan sampah, mengurangi polusi udara, serta melakukan instalasi solar panel di kantor pusat untuk menghemat energi hingga 150 ribu Kwh.

“Langkah-langkah pengelolaan sampah ini sejalan dengan visi keberlanjutan Bluebird untuk mengurangi dampak emisi karbon dan buangan operasional sebanyak 50 persen pada 2030,” kata Sigit.

Dalam kesempatan sama, Direktur Pengurangan Sampah KLHK Shinta Saptarina Soemiarno menjelaskan bahwa berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK tahun 2021, pengelolaan sampah mencapai 29,33 juta ton sampah per tahun.

“Diperlukan pendekatan yang berbeda untuk dapat mengubah perilaku masyarakat. Salah satunya adalah menciptakan sebuah sistem yang dapat mengangkut sampah dalam skala besar, dimana teknologi digital menjadi kunci utamanya. Karenanya kami menyambut baik kolaborasi antara pelaku industri transportasi seperti Bluebird dan penyedia solusi pengelolaan sampah digital seperti Mountrash," kata Shinta.

Seperti diketahui, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah China.

Indonesia Center Environment Law (ICEL) mencatat, Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 3,2 juta ton, dengan 1,26 juta ton diantaranya masuk ke laut.

Lalu, KLHK mencatat, angka sampah plastik menjadi 6,68 juta ton pada 2021, atau meningkat tajam sekitar 40 persen dari periode sebelum pandemi tahun 2019.

Baca juga: Menyusuri 50 tahun perjalanan Bluebird mengabdi pada negeri
Baca juga: Pengelolaan sampah berbasis sumber dan momentum G20 di Bali
Baca juga: World Cleanup Day ajak masyarakat peduli terhadap pengelolaan sampah

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022