London (ANTARA) - Menteri keuangan Inggris Kwasi Kwarteng berusaha meyakinkan para eksekutif bank investasi pada Rabu bahwa pemerintah memiliki rencana fiskal yang sehat, dalam menghadapi krisis aset Inggris.

Kwarteng menetapkan apa yang disebut anggaran mini Jumat lalu (23/9/2022) yang mengirim pasar obligasi Inggris dan pound ke dalam putaran ketidakpastian, mendorong bank sentral Inggris (BOE) untuk mengatakan akan membeli sebanyak mungkin surat utang pemerintah yang diperlukan guna memulihkan stabilitas keuangan.

Dalam pertemuan dengan para bos industri keuangan sesaat sebelum intervensi bank sentral, menteri keuangan baru Inggris menggarisbawahi "komitmen yang jelas pemerintah untuk disiplin fiskal," kata keterangan Departemen Keuangan dari pertemuan tersebut. Pertemuan itu dihadiri oleh para bos dari perusahaan termasuk JPMorgan dan Bank of America.

Satu orang yang hadir, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan mereka yang hadir tetap prihatin.

"Ada banyak kegugupan di ruangan itu," kata peserta. Ia menambahkan bahwa Kwarteng ingin mempertahankan standar yang tinggi pada saat yang sama dengan deregulasi. "Mereka menginginkan dunia yang sempurna. Ini sedikit mengkhawatirkan."

Sumber lain mengatakan Kwarteng telah meminta bos-bos keuangan berkumpul apa yang bisa dilakukan untuk menenangkan pasar.

Menteri tampaknya mendorong masalah ke arah mereka, kata peserta lain, menambahkan bahwa para eksekutif mengatakan kepada Kwarteng bahwa pembaruan fiskal 23 November yang direncanakan terlalu jauh.

Sumber ketiga mendesak menteri keuangan untuk meningkatkan frekuensi komunikasi sebelum tanggal itu, menunjukkan bahaya kurangnya komunikasi.

Kwarteng mengatakan pada pertemuan itu bahwa pemerintah bekerja sama dengan Gubernur BOE dan para pembuat proyeksi di Kantor Tanggung Jawab Anggaran pada rencana fiskal jangka menengah yang jatuh tempo 23 November, kata keterangan itu.

"Menteri keuangan juga berdiskusi dengan para hadirin bagaimana Rencana Pertumbuhan Jumat lalu akan memperluas sisi penawaran ekonomi melalui insentif pajak dan reformasi, membantu memberikan peluang yang lebih besar dan menekan inflasi," tambahnya.

Perusahaan lain yang diwakili dalam pertemuan tersebut antara lain Citi, UBS dan Deutsche Bank, serta beberapa bursa saham termasuk London Stock Exchange dan Intercontinental Exchange.

Pernyataan Departemen Keuangan tidak mengacu pada gejolak pasar dalam beberapa hari terakhir.

Pertemuan itu merupakan bagian dari serangkaian meja bundar menjelang paket deregulasi jasa keuangan yang direncanakan bulan depan, katanya.

"Menjelang momen deregulasi Big Bang 2.0 yang akan datang untuk layanan keuangan, menteri keuangan membahas potensi reformasi sektoral yang ditargetkan untuk mendorong pertumbuhan, menghasilkan investasi, dan memberikan upah yang lebih tinggi di seluruh Inggris.

"Menteri keuangan menegaskan kembali pandangannya bahwa 'ekonomi Inggris yang kuat selalu bergantung pada sektor jasa keuangan yang kuat.'"

Salah satu peserta mengatakan Kwarteng tidak menguraikan kebijakan atau ide peraturan baru untuk sektor tersebut pada pertemuan tersebut.

"Tidak ada pohon ajaib di luar sana. Dia tidak mengatakan kami akan melakukan ini dan ini," kata sumber tersebut.

"Saran kepadanya adalah untuk tidak masuk ke mode panik, terus memberi tahu pasar apa yang Anda lakukan, kami tidak ingin pasar yang tidak teratur."


Baca juga: Pound sterling Inggris dekati rekor terendah di pasar Asia
Baca juga: Saham Inggris berbalik melemah, indeks FTSE 100 berkurang 0,52 persen
Baca juga: Inggris akan pangkas harga energi untuk bisnis pada musim dingin 2022

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022