Jakarta (ANTARA) - Max Verstappen pada Kamis mengatakan upaya perburuan gelar juara dunia F1 masih panjang meskipun secara matematis sang pebalap Red Bull dapat mempertahankan titelnya di Grand Prix Singapura pada akhir pekan ini.

Verstappen, yang bakal genap 25 tahun pada Jumat (30/9), memegang kendali klasemen dengan nyaman dan harus menang pada balapan Minggu (2/10) nanti, namun tergantung dengan hasil rival-rival terdekatnya, atau pertarungan gelar berlanjut ke Jepang pada pekan berikutnya.

"Saya tidak terlalu memikirkan klasemen," kata Verstappen, yang telah memenangi 11 dari 16 balapan musim ini, seperti dikutip AFP.

"Perjalanan masih panjang dan saya hanya ingin menikmati akhir pekan ini dan tentunya mencoba meraih kemenangan. Saya butuh keberuntungan agar itu terwujud di sini, jadi saya tidak terlalu mengandalkannya," ujarnya menambahkan.

Verstappen, yang juga memenangi lima balapan terakhir secara beruntun, paham betul skenario agar dia dapat mempertahankan gelarnya musim ini.

"Saya harus menang dan Checo (rekan satu tim Sergio Perez) harus finis keempat atau lebih rendah dan Charles (Leclerc dari Ferrari) kedelapan atau lebih rendah. Jadi saya rasa itu sedikit tidak realistis, saya tidak terlalu memikirkannya," kata Verstappen.

Baca juga: Dominasi Max Verstappen ditunggu pada balapan jalan raya Singapura

Ia lebih mengkhawatirkan laju satu putaran Red Bull di Singapura, di mana pole position menjadi sangat krusial di trek yang hampir sulit bagi pebalap melakukan overtake.

"Kami harus fokus pada kecepatan satu lap. Tahun ini kami tidak benar-benar mengagumkan dalam kecepatan satu lap," kata dia.

"Kami selalu baik di balapan tapi di sini kami tahu bahwa performa satu lap sangat penting," ujar Verstappen melengkapi.

Verstappen belum pernah memenangi balapan malam di Singapura, yang kembali ke kalender F1 sejak 2019 karena terhalang pandemi COVID-19.

Sifatnya sebagai trek jalan raya yang berada di tengah kota dan suhu tropis serta kelembaban udara di Singapura, menjadikan Sirkuit Marina Bay sebagai salah satu lintasan paling sulit, secara fisik dan mental, bagi pebalap.

Setiap balapan Grand Prix Singapura yang telah digelar selalu menyaksikan Safety Car dikeluarkan dan balapan di sana membutuhkan konsentrasi yang tinggi.

Tidak ada lintasan lurus panjang yang bisa membuat para pebalap sedikit bernafas, kemudian pagar pembatas yang rapat dengan lintasan serta aspal yang bergelombang akan menghukum mereka yang sedikit saja melakukan kesalahan.

"Kami sudah cukup lama tidak ke Singapura jadi akan menarik melihat bagaimana sirkuit ini berubah," kata Verstappen yang memegang keunggulan 116 poin dari Leclerc dan 125 poin dari Perez di klasemen berkat kemenangan di Italia tiga pekan lalu.

Ia perlu melebarkan jaraknya ke 138 poin setelah GP Singapura apabila ingin mengunci gelar juara dunia lebih awal.

Verstappen memerlukan dua kemenangan untuk menyamai rekor 13 kemenangan dalam semusim yang dipegang Michael Schumacher (2004) dan Sebastian Vettel (2013).

Baca juga: Statistik Grand Prix Singapura
Baca juga: Gagal menangi balapan musim ini bukan akhir dunia bagi Hamilton

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022