Makassar (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bone melakukan audit stunting mendeteksi kasus tengkes atau kekerdilan pada anak di Kabupaten Bone, Sulsel.

"Dari hasil audit itu, sebanyak 3.131 kasus stunting telah terdeteksi di 7 kecamatan di Kabupaten Bone," kata Wakil Bupati Bone H Ambo Dalle di Kabupaten Bone, Kamis, menanggapi kasus stunting di wilayah kerjanya.

Baca juga: Dinas PMD Sulsel minta pemdes alokasikan anggaran penanganan stunting

Berdasarkan data Dalduk dan KB Kabupaten Bone diketahui ribuan kasus stunting itu meliputi calon pengantin (catin) 5 orang, balita 3.049 orang, ibu hamil dan ibu nifas 77 orang yang tersebar di 7 kecamatan di antaranya Kecamatan Libureng, Tanete Riattang Timur, Tellu Limpoe, dan Tellu Siattainge.

Menyikapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Dalduk dan KB Kabupaten Bone Andi Muhammad Risal mengatakan, kini pihaknya sudah membentuk tim pendamping kasus stunting di 27 kecamatan dengan total keseluruhan 1.852 orang.

Baca juga: BKKN Sulsel gencarkan sosialisasi Dapur Sehat atasi stunting

Tim pendamping tersebut, lanjut dia, tersebar di Kabupaten Bone dengan melibatkan KUA dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di masing-masing desa dan kelurahan untuk melakukan pendampingan terhadap warga yang berisiko maupun yang telah terdeteksi stunting.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Andi Ritamariani bersama Deputi Lalitbang BKKBN M Rizal M Damanik telah melakukan kunjungan kerja di Bone sekaligus mensosialisasikan Program Bapak Asuh Anak Stanting (BAAS) untuk membantu penanganan maupun menekan kasus stunting di lapangan.

"Kami mendorong para kepala daerah dan jajaran Kodam XIV/Hasanuddin di daerah untuk membantu menyukseskan Program Percepatan Penurunan Stunting," kata Andi Rita.

Baca juga: BKKBN Sulsel gencarkan KIE pengasuhan 1.000 HPK tekan stunting

Hal itu dimaksudkan untuk dapat mencapai target nasional yakni 14 persen angka prevalensi stunting pada 2024. Pasalnya, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 angka prevalensi stunting di Sulsel masih 27,4 persen atau lebih tinggi dari nasional yang tercatat 24,4 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Andi Rita Mariani. Antara/ Suriani Mappong

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022