Bahkan jika itu untuk melakukan intervensi lagi, Jepang kemungkinan tidak perlu menjual surat utang AS dan malah memanfaatkan simpanan tersebut untuk saat ini
Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang pada Jumat akan mengkonfirmasi jumlah yang dihabiskan untuk intervensi di pasar valuta asing pekan lalu guna menopang yen, yang mungkin menyoroti rintangan yang bisa dihadapi Tokyo dalam membuatnya sering terjun ke pasar untuk membendung penurunan tajam yen.

Perkiraan berdasarkan pialang pasar uang menunjukkan Tokyo kemungkinan menghabiskan rekor 3,6 triliun yen (24,9 miliar dolar AS) pada 22 September dalam intervensi penjualan dolar pertama, intervensi pembelian yen dalam 24 tahun untuk membendung pelemahan tajam mata uang.

Angka akhir akan tersedia ketika Kementerian Keuangan (MOF) merilis jumlah total yang dihabiskan untuk intervensi dari 30 Agustus hingga 28 September, pada Jumat pukul 10.00 GMT.

Jepang saat ini memiliki cadangan sekitar 1,3 triliun dolar AS, terbesar kedua setelah China, di mana 135,5 miliar dolar AS di antaranya disimpan dalam bentuk simpanan yang diparkir di bank sentral asing dan Bank for International Settlements (BIS).

Simpanan 135,5 miliar dolar AS dapat dengan mudah dimanfaatkan untuk membiayai intervensi penjualan dolar dan pembelian yen lebih lanjut. Ini berarti Jepang memiliki simpanan yang lebih banyak daripada yang dapat membiayai empat intervensi skala yang dilakukan pada 22 September.

"Bahkan jika itu untuk melakukan intervensi lagi, Jepang kemungkinan tidak perlu menjual surat utang AS dan malah memanfaatkan simpanan tersebut untuk saat ini," kata Izuru Kato, kepala ekonom di Totan Research, sebuah unit pemikir dari perusahaan pialang pasar uang besar di Tokyo.

Jika simpanan mengering, Jepang perlu mencelupkan ke dalam kepemilikan sekuritasnya yang berukuran sekitar 1,04 triliun dolar AS.

Dari jenis utama aset asing yang dimiliki Jepang, deposito dan surat berharga paling likuid dan dapat segera dikonversi menjadi uang tunai.

Bentuk lainnya terdiri dari emas, cadangan Dana Moneter Internasional (IMF) dan hak penarikan khusus IMF (SDR), meskipun pengadaan dana dolar dari aset ini akan memakan waktu, kata para analis.

Baca juga: Yen jatuh ke terendah 24 tahun, pemerintah peringatkan dampak ekonomi

Baca juga: Jepang, China pangkas kepemilikan obligasi AS ke terendah multi-tahun


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022