terima kasih kami terhadap kebijakan penyesuaian tarif ojek online di tengah kenaikan BBM
Jakarta (ANTARA) - Lebih dari 65 ribu mitra Gojek yang tergabung dalam 1.660 komunitas di berbagai penjuru nusantara mengapresiasi kebijakan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang menaikkan tarif di tiga zona.

Apresiasi disampaikan mitra lewat surat kepada Kemenhub melalui Tonny Agus Setiono, Kasubdit Angkutan Perkotaan Direktorat Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan.

Menurut mitra Gojek, dalam beberapa surat yang sempat dilihat oleh redaksi AntaraNews, kenaikan tarif roda dua bisa menjawab keresahan mereka akibat kenaikan biaya operasional dan biaya kebutuhan pokok.

"Dengan surat ini kami ingin menyampaikan terima kasih kami terhadap kebijakan penyesuaian tarif ojek online di tengah kenaikan BBM, hal itu cukup membantu komunitas Segoroland," ujar komunitas Segoroland asal Surabaya pada Jumat.

Apresiasi yang sama disampaikan Brigade Auto Online Bandung (BAONG) dan Himpunan Driver Bandung Raya (HDBR) dari Bandung, Jawa Barat, yang menaungi ribuan pengemudi.

Baca juga: Tarif ojol naik, ini strategi Gojek bantu driver tetap dapat order

Baca juga: Gojek resmi berlakukan perubahan tarif hari ini
 
Ilustrasi: Pengemudi ojek daring mengenakan sekat pelindung saat melintas di kawasan jalan Kendal, Jakarta, Rabu (10/6/2020) (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)


Mereka menyatakan terima kasih atas adanya kenaikan tarif roda dua dan juga kenaikan tarif layanan lainnya. Kenaikan dipandang sangat membantu dampak kenaikan BBM.

Tidak hanya menyampaikan apresiasi, puluhan ribu mitra Gojek ini juga menceritakan pengalaman mereka mencari nafkah sebagai pengemudi Gojek.

Seperti yang dituturkan oleh anggota komunitas POOPRI dari Palembang yang telah menjadi mitra driver Gojek sejak tahun 2015, bahwa penghasilannya sebagai mitra Gojek membuat anaknya bisa berkuliah hingga meraih gelar sarjana.

Hal senada juga disampaikan oleh komunitas KKDOP, bahkan menutup surat dengan kekhawatiran dan kegusarannya akan tidak dapat bekerja jika tidak ada Gojek.

Bertahun-tahun menjadi mitra driver Gojek rupanya anggota komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia ini telah mengetahui dan merasakan langsung berbagai manfaat dari komisi atau biaya jasa aplikasi yang diberlakukan Gojek selama ini.

Baca juga: Tarif ojol naik, Gojek: sesuai aspirasi mitra driver

Oleh karena itu, mereka tak ingin besaran komisi yang berlaku saat ini, berubah komposisinya, karena akan berdampak kepada manfaat-manfaat tadi juga.

Seperti yang disampaikan oleh komunitas Koordinasi Gianyar-Klungkung, Bali bahwa mereka tak ingin pengurangan komisi akan menghambat operasional Gojek yang bisa berujung pada penutupan Gojek.

Lebih lanjut, komunitas ini juga mempertanyakan keberadaan kelompok yang menyebut dirinya sebagai "asosiasi" dan kerap diajak diskusi oleh pemerintah. Padahal "asosiasi" tersebut tidak mewakili keberadaan sebagian besar mitra driver aktif Gojek.

Para mitra-mitra yang menyampaikan surat tersebut merupakan mitra yang sudah memanfaatkan aplikasi Gojek untuk mencari pendapatan sejak 2015. Dalam suratnya mereka juga menyampaikan manfaat dari keberadaan Gojek dan program-programnya untuk mitra.

Baca juga: Tarif naik, pengguna ojol diprediksi beralih ke motor pribadi

Aspirasi Komunitas Mitra Gojek

Maraknya demonstrasi oleh driver ojol belakangan ini sepertinya menjadi salah satu motivasi ratusan komunitas driver Gojek ini bersurat ke Kemenhub untuk menunjukkan eksistensinya sebagai perwakilan mitra driver Gojek yang juga ingin didengar.

Mereka mengajak Kemenhub untuk mendengarkan aspirasi dari mitra aktif ojek online dan bisa mengkaji ulang kebijakan terkait komisi dan biaya penunjang. Mereka khawatir platform / perusahaan seperti Gojek kehilangan kemampuan untuk memberikan berbagai program penunjang mitra.

"Selama ini kami selaku mitra Gojek telah merasakan manfaat dari komisi 20 persen dan merasa terbantu dengan adanya upaya yang dibuat oleh pihak aplikator dengan berbagai program yang mereka lakukan," kata Brigade Auto Online Bandung dan Himpunan Driver Bandung Raya.

Tak ketinggalan di wilayah timur Indonesia, tepatnya dari Makassar, Sulawesi Selatan. Mega komunitas yang bernama Brigade juga menyatakan mereka tidak merasa keberatan dengan potongan yang selama ini diterapkan.

Mereka khawatir bila potongan komisi diturunkan manfaat yang mereka rasakan selama ini dari aplikator justru menurun atau menghilang.

Sementara itu, komunitas Samawana dari Jawa Barat yang juga beranggotakan beberapa ratus mitra roda dua meminta Pemerintah mengkaji lebih dalam lagi dampak pengaturan komisi terhadap mitra dan konsumen. Mereka berharap Pemerintah bisa mempertimbangkan curhatan yang disampaikan melalui surat.

Dalam suratnya ke Kemenhub, perwakilan mitra driver juga meminta aplikator melakukan peningkatan layanan dan terus menghadirkan program yang dapat membantu operasional mitra sehari-hari. Seperti program Swadaya yang di dalamnya mencakup paket data internet murah, voucher servis kendaraan, oli dan beragam manfaat lainnya, serta berbagai inisiatif marketing untuk menjaga serta meningkatkan order dari pengguna.

Baca juga: Survei: Mayoritas pengguna tetap pakai ojol meski tarif naik

Baca juga: Grab patuhi keputusan kenaikan tarif ojek "online"

Baca juga: Kemarin, IHSG bangkit hingga tarif ojek online di Jabodetabek naik

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022