Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan harga komoditas pangan strategis masih berada dalam koridor yang aman.

Edy dalam keterangan diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa komoditas pangan strategis itu seperti harga minyak goreng curah sebesar Rp14.450,00 per kilogram atau di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.500,00/kg.

"Stabilitas harga pangan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak tidak lepas dari upaya pemerintah dalam pengendalian inflasi, baik di pusat maupun daerah," kata Edy.

Harga komoditas pangan yang dipaparkan Edy berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per 27 September 2022.

Selain minyak goreng curah, kata Edy, harga daging ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit berada pada rentang harga normal dengan tingkat perubahan harga bulanan yang terjaga.

Edy lantas mencontohkan harga cabai rawit sebesar Rp57.300,00/kg atau turun 36,4 persen dari harga puncaknya pada tanggal 14 Juli 2022 yakni Rp90.050,00/kg. Selain itu, harga bawang merah yang pada puncaknya mencapai Rp64.800,00/kg, saat ini turun 17,44 persen menjadi Rp35.500,00/kg.

"Setelah kenaikan harga cukup tinggi aneka cabai dan bawang pada rentang 2 bulan yang lalu, saat ini aneka cabai dan bawang dalam tren menurun dan stabil," ujarnya.

Untuk menjaga stabilitas harga pangan setelah kenaikan harga BBM, kata dia, Pemerintah menerapkan beberapa langkah strategis.

Langkah itu adalah memperkuat dan memperluas kerja sama antardaerah, melaksanakan operasi pasar untuk memastikan keterjangkauan harga, pemanfaatan platform perdagangan digital untuk kelancaran distribusi, dan menggunakan anggaran belanja tak terduga untuk mengendalikan inflasi.

Selain itu, kata Edy, Pemerintah juga mengoptimalkan dana alokasi khusus (DAK) fisik untuk tematik ketahanan pangan, serta pemanfaatan 2 persen dana transfer​ umum (DTU) untuk membantu sektor transportasi dan tambahan perlindungan sosial.

"Pemerintah juga melakukan percepatan implementasi program tanam pangan pekarangan dan memperkuat sinergi TPIP (Tim Pengendali Inflasi Pusat) dan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) dengan memperluas GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) untuk mempercepat stabilisasi harga," kata Edy.

Namun, Edy mengingatkan bahwa harga pangan yang berada dalam kondisi mengkhawatirkan adalah kedelai kering. Pada tanggal 27 September 2022, rata-rata harga kedelai kering mencapai Rp14.300,00/kg.

"Pemerintah sedang menyiapkan langkah jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi tingginya harga kedelai," kata dia.

Baca juga: Bulog salurkan 28 ton beras dalam operasi pasar di Sumsel dan Babel
Baca juga: Pedagang diingatkan untuk wajar saat ambil untung


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022