Pergerakan masyarakat sudah mulai cukup baik
Jakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta optimis dapat memenuhi target 30 persen efek gas rumah kaca (GRC) pada tahun 2030 seiring kian meningkatnya kesadaran masyarakat Ibu Kota menggunakan angkutan umum.

"Pergerakan masyarakat sudah mulai cukup baik menggunakan transportasi publik," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Jumat.

Saat ini, jumlah pengguna angkutan umum massal di DKI mencapai satu juta per hari, dengan jumlah paling banyak menggunakan layanan TransJakarta mencapai rata-rata sekitar 700 ribu penumpang.

Asep menambahkan selain dari sisi transportasi, pengelolaan sampah dan pemasangan panel listrik tenaga surya di atap di gedung diharapkan bisa menekan efek GRK.

Adapun saat ini, Asep mengungkapkan realisasi penurunan gas rumah kaca sudah mencapai sekitar 26 persen.

Saat ini, Pemprov DKI sedang mengkaji pemberian insentif pajak bagi pengelola gedung menggunakan panel surya.

Sementara itu, kenaikan harga BBM bersubsidi turut mendorong pengguna angkutan umum salah satunya TransJakarta.

Sekretaris Perusahaan TransJakarta Anang Rizkani Noor mengatakan terjadi kenaikan pelanggan tercatat hingga 10 persen dengan jumlah tertinggi pada 28 September 2022 mencapai 792 ribu orang.

Untuk memperluas cakupan layanan angkutan umum, BUMD DKI TransJakarta dan Dinas Perhubungan DKI menambah rute hingga mencakup masyarakat daerah penyangga yakni Bekasi dan Ciputat, Tangerang.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo mengatakan perluasan rute itu diharapkan menggaet lebih banyak penumpang karena setiap hari saat hari kerja ada rata-rata 12 juta kendaraan roda dua masuk Jakarta.

"Sekarang waktunya menggunakan transportasi publik yang sudah disiapkan pemerintah yang mereka bisa lebih efisien dan tentu lebih sehat," kata Syafrin.

Berdasarkan data inventarisasi emisi dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada 2020, emisi dari sektor transportasi menyumbang sekitar 22 persen atau 11.864 giga grams CO2e (Gg CO2 equivalent).

Selain transportasi, juga pembangkit listrik mencapai 7.296 giga grams CO2 atau mencapai 13 persen.

Adapun total emisi gas rumah kaca (GRK) yang diinventarisasi DLH DKI pada 2020 mencapai 54.057 Gg Co2e.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan empat juga penumpang angkutan umum.

Agar biaya tetap murah misalnya TransJakarta yang mencapai Rp3.500, pihaknya berupaya tetap menggelontorkan subsidi.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI, anggaran Kewajiban Layanan Umum (Public Service Obligation/PSO) transportasi umum pada 2019 mencapai Rp3,1 triliun dan meningkat pada 2022 menjadi Rp3,5 triliun.

Pada 2022, besaran PSO untuk transportasi umum di DKI mencapai sekitar Rp4 triliun dengan alokasi paling besar TransJakarta sekitar Rp3,2 triliun, MRT sekitar Rp600 miliar dan LRT Jakarta sekitar Rp200 miliar.
Baca juga: Disbud DKI sebut pembangunan Halte Bundaran HI tak ganggu cagar budaya
Baca juga: Wagub Riza ingatkan pembangunan di DKI harus perhatikan cagar budaya
Baca juga: Kenaikan harga BBM naikkan jumlah pelanggan TransJakarta

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022