Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menerbitkan buku tentang tenun ikat, yang merupakan kain tradisional khas dari kota ini.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri Tanto Wijohari, Ahad,  menjelaskan buku ini sebagai edukasi. Belum banyak orang yang memahami sejarah dibalik wastra lokal ini.

"Sudah lama buku ini dipersiapkan dengan matang sebagai sarana edukasi budaya dan sejarah Kota Kediri," katanya di Kediri.

Pihaknya menjelaskan, buku ini penting sebab tenun ikat adalah warisan budaya. Masyarakat yang ingin memahami tentang sejarah tenun ini bisa mencari informasi yang sudah dibuat oleh pemkot.

Baca juga: Menjadikan tenun ikat sebagai mata pencaharian perempuan NTT

Baca juga: Wagub minta Pemda se-NTT daftarkan tenun ikat jadi Indikasi Geografis


"Tenun ikat Bandar Kidul ini adalah warisan budaya dan sejarah Kota Kediri yang sakral, sehingga dalam penyusunan literatur ini benar-benar harus digarap dengan maksimal sebagai sumber edukasi masyarakat," kata dia.

Ia juga mengatakan peluncuran buku ini kerjasama antara Disperdagin Kota Kediri dengan Dekranasda Kota Kediri.

"Kami sudah menyiapkan buku ini sejak lama bersama dengan Dekranasda Kota Kediri. Sempat beberapa kali mengalami revisi dan penyempurnaan hingga akhirnya hasil final bisa kami luncurkan," kata dia.

Dalam buku 150 halaman itu selain memuat sejarah tenun ikat Bandar Kidul Kota Kediri, juga ada beragam literasi lainnya misalnya bahan-bahan penyusun, Dhoho Street Fashion, hingga profil perajin tenun ikat Kota Kediri.

Buku tenun ikat ini juga dapat diunggah lewat elektronik buku "Menjalin harmoni, menjaga tradisi" secara gratis melalui tautan http://bit.ly/BukuTenunIkat2022.

Sebelumnya, pemkot juga menggelar lomba desain motif tenun ikat, yang merupakan kain tenun khas dari kota ini. Kegiatan itu digelar sehingga motif tenun ikat nantinya bisa menjadi semakin beragam, sehingga bisa meningkatkan penjualan.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga mengatakan perajin tenun ikat nantinya juga bisa menyisihkan satu kain setiap motifnya sebagai sampel, sehingga ketika orang akan membeli bisa melihat secara langsung contoh motif yang sudah diaplikasikan ke kain tenun.

Wali Kota juga mengingatkan agar selalu menjaga kualitas kain tenun ikat ini. Selain itu, dia  menyarankan agar kain tenun ikat ini bisa langsung digunakan tanpa harus dicuci terlebih dahulu sehingga lebih memudahkan.

Di Kota Kediri, jumlah perajin tenun ikat sekitar 14 orang. Selain itu, terdapat sekitar 26 unit usaha yang terkait dengan kerajinan itu dengan melibatkan sekitar 350 tenaga kerja lokal. (*)

Baca juga: Selembar tenun ikat motif tiga garuda dan mimpi Mama Selly

Baca juga: Menparekraf harapkan Exotic Tenun Fest di NTT digelar secara rutin

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022