Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan meminta Liga 1 dihentikan sementara dan dilakukan evaluasi besar-besaran oleh pihak yang berwenang.

“Saya minta agar dihentikan sementara, dievaluasi besar-besaran. satu nyawa saja sangat berharga. Sepak bola tidak setara dengan harga nyawa rakyat Indonesia. Tolong dievaluasi menyeluruh,” kata Zulkifli Hasan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan ini tragedi kemanusiaan. "Pukulan telak untuk kita semua. Hari yang kelam dalam sejarah olahraga Indonesia. Saya dan keluarga besar PAN berduka mendalam atas jatuhnya korban,” ucapnya.

Baca juga: Kapolri tiba di Malang tinjau Stadion Kanjuruhan dan rumah sakit

Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya menjadi perhatian nasional bahkan publik dunia.

Kisruh yang terjadi di lapangan pascapertandingan diperburuk penanganan keamanan oleh aparat kepolisian. Penembakan gas air mata ke arah tribun penonton dianggap menyalahi prosedur yang ditetapkan FIFA.

“Semua yang bersalah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Usut sampai tuntas. Apalagi ada indikasi pelanggaran prosedur. Panpel, PSSI, aparat kepolisian, semua pihak harus diusut sampai tuntas. Ini tragedi kemanusiaan. Tidak semestinya terjadi,” ucap Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan.

Baca juga: PSSI: Seharusnya banyak pihak bisa menahan diri di Stadion Kanjuruhan
Baca juga: Aremania minta stakeholder sepak bola berbenah usai tragedi Kanjuruhan


Zulhas menghimbau agar semua pihak mengambil pelajaran dari peristiwa nahas ini.

“Olahraga itu untuk membangun sportivitas, solidaritas, dan persatuan. Ini semangatnya. Suporter harus belajar memberikan dukungan secara sportif, penyelenggara 'event' olahraga harus profesional dan menempatkan aspek keselamatan dan keamanan sebagai yang utama. Aparat berwajib harus belajar pengamanan dalam industri olahraga berskala besar,” ujarnya.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022