Jakarta (ANTARA) -
Penggunaan sistem transaksi digital di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di DKI Jakarta terus tumbuh dan kini telah mencapai 3,9 juta pedagang (merchant).

Angka tersebut, menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, berkontribusi sebesar 18 persen dari total pedagang nasional yang telah menggunakan "​​​​​Quick Response Code Indonesian Standard" (QRIS) dalam sistem pembayarannya.

Juda mengatakan, digitalisasi ekonomi dan keuangan tumbuh cepat dengan Program Sehat, Inovatif, Aman dan Pakai (SIAP) QRIS. Program ini mampu mendorong perekonomian domestik melalui peningkatan konsumsi dan memperkuat UMKM termasuk di Jakarta.

Program SIAP QRIS merupakan hasil kolaborasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan BI yang dicanangkan di pasar dan pusat perbelanjaan. Program ini berhasil mendukung ekspansi akseptasi transaksi digital di DKI Jakarta.
 
Karena itu, pihaknya terus memperluas sistem pembayaran digital menggunakan QRIS di Jakarta. BI Kantor Perwakilan Jakarta telah pula menerapkan SIAP QRIS di pusat-pusat perbelanjaan termasuk di Lippo Mall Kemang Village, Jakarta Selatan.

"Kolaborasi perluasan akseptasi QRIS yang telah dilakukan sejak 2021 antara Bank Indonesia dan Kementerian Perdagangan tersebut telah diimplementasikan oleh 'merchant-merchant' di 10 pasar tradisional dan enam pusat perbelanjaan di seluruh wilayah DKI Jakarta," katanya.

Baca juga: Pedagang di Thamrin 10 mulai terbiasa gunakan aplikasi digital
Baca juga: Lapangan usaha industri di DKI tumbuh pada triwulan satu 2022

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, Onny Widjanarko menyatakan, pihaknya terus berkomitmen memperluas akseptasi transaksi digital melalui pengembangan komunitas di pasar tradisional dan pasar modern. Pemberlakuan tarif 0 persen "merchant discount rate" untuk transaksi usaha mikro diperpanjang hingga akhir Desember 2022.

Staf Ahli Kementerian Perdagangan Frida Adiati menilai Program SIAP QRIS di berbagai pasar tradisional dan pusat perbelanjaan mendorong penggunaan transaksi digital yang berdampak pada percepatan pemulihan ekonomi masyarakat.

"Hal ini terindikasi antara lain dari Indeks Keyakinan Konsumen DKI Jakarta yang berada pada zona optimis dan penjualan retail yang terus meningkat," katanya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jakarta Selatan Mukhlisin menyampaikan upaya percepatan digitalisasi di Jakarta Selatan telah ditempuh melalui percepatan Program SIAP QRIS di sentra-sentra perdagangan dan sebagian besar pedagangnya telah menggunakan QRIS, termasuk penggunaan QRIS oleh UMKM Jakpreneur.

​​​​​​​Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi DKI Jakarta, kata dia, diperlukan inisiatif dalam perluasan cakupan dan akselerasi sistem pembayaran non tunai termasuk QRIS. Upaya itu diwujudkan melalui peningkatan akseptasi dan ekspansi pembayaran digital, monitoring dan pendampingan serta pelayanan atas keluhan pelanggan.
 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022