Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, PSSI diminta melakukan evaluasi secara total terhadap sistem saat ini, yang digunakan sebagai cara berkompetisi sehingga akan dapatkan cara terbaik, para pemain bisa main tenang, dan penonton nyaman menonton
Malang (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali meminta PSSI untuk memperbaiki sistem kompetisi Liga Indonesia agar tragedi di Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan lebih dari seratus orang tidak terulang kembali.

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, PSSI diminta melakukan evaluasi secara total terhadap sistem saat ini, yang digunakan sebagai cara berkompetisi sehingga akan dapatkan cara terbaik, para pemain bisa main tenang, dan penonton nyaman menonton," kata Amali di Stadion Kanjuruhan Malang, Jatim, Minggu.

Zainudin percaya PSSI sedang berusaha sekuat tenaga menyuguhkan pertandingan dengan sebaik-baiknya. Namun musibah tersebut tak terelakkan.

Baca juga: Menpora dan Kapolri jenguk korban di RSUD Kanjuruhan

Dia berharap kejadian tersebut tidak merusak sepak bola nasional. Sebab sepak bola Indonesia saat ini tengah berkembang.

"Kita tahu bahwa perkembangan sepak bola di Tanah Air akhir-akhir ini perkembangan baik, kemajuan timnas senior, kelompok umur. Kami berharap kejadian ini tidak akan merusak sepak bola kita," kata dia.

Amali menambahkan, Presiden Jokowi telah memberikan arahan agar kasus tersebut ditangani dengan tuntas agar tidak terulang di kemudian hari.

"Presiden memberikan arahan kepada saya, Kapolri, Gubernur Jatim dan PSSI untuk menangani sebaik-baiknya dan serius. Tentunya sesuai dengan bidang tugas masing-masing, akan dilakukan profesional dan terbuka, dan dilakukan serius," ujar dia.

Baca juga: Kapolri: Korban meninggal tragedi Kanjuruhan berjumlah 125 orang

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar ketika sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan akibat kejadian tersebut sebanyak 125 orang dilaporkan meninggal dunia.

Baca juga: PSSI pertimbangkan majukan jadwal malam Liga 1 usai tragedi Kanjuruhan

Pewarta: Abdul Hakim/Willy Irawan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022