Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) memberdayakan warga difabel tunarungu untuk menjadi perajin kain batik.

"Untuk tahun ini kita undang puluhan teman teman difabel tunarungu untuk belajar jadi perajin batik. Peserta pun antusias," kata Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, Ahmad Syaropi saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca juga: Perajin batik difabel di Jakarta Selatan kini memproduksi masker

Syaropi mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari instruksi Gubernur DKI Jakarta untuk melibatkan warga disabilitas dalam kerajinan dan kesenian.

Salah Satu kesenian yang diusung pihak Pemkot Jakarta Barat untuk dilatih ke warga difabel yakni perajin batik.

"Tujuan sudah pasti untuk melestarikan budaya batik ke seluruh lapisan masyarakat, terutama ke warga difabel," ujar Syaropi.

Kegiatan yang diikuti 30 warga penyandang tunanetra ini diselenggarakan pada Maret 2022 lalu. Kegiatan tersebar selama 10 hari dan diselenggarakan selama delapan jam per harinya.

Pihaknya pun mengundang perajin batik yang sudah berkecimpung lama melatih warga penyandang disabilitas dalam membatik.

Syaropi mengaku kegiatan ini bukan bertujuan untuk menjadikan puluhan warga disabilitas itu menjadi perajin batik.

"Orientasinya memang bukan jadi pelaku usaha. Konsep kita hanya memperkenalkan batik kepada mereka dan minimal memberikan mereka keahlian khusus," ucap Syaropi.

Baca juga: Dyah Erti Idawati perkenalkan Batik Aceh di Jakarta

Walau demikian, pihaknya akan tetap memberikan dukungan jika salah satu dari peserta pelatihan ada yang ingin memfokuskan diri untuk berusaha di bidang kain batik.

Lebih lanjut, Syaropi memastikan pihaknya akan kembali membuka kesempatan bagi warga difabel tunarungu untuk mengikuti pelatihan membatik tahun 2023 mendatang.

"Kita buka untuk 30 orang bahkan ada kemungkinan lebih, kita berharap programnya berjalan dengan baik," tutup Syaropi.

Sebelumnya, Suku Dinas Sosial Jakarta Barat beberapa kali juga sempat menggandeng warga disabilitas dalam kegiatan pelatihan kerja tahun 2022.

Tercatat ada 50 warga tunanetra yang dilatih menjadi tukang pijat profesional. Tidak hanya itu, pihaknya juga menggelar pelatihan untuk 100 tunanetra menjadi pembuat rekaman audio untuk didengar khalayak umum melalui media internet (siniar/podcast).

"Para tunanetra ini kita pilih dari Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia) di Jakarta Barat dan untuk tuna rungu kita pilih dari panti sosial," jelas Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto.

Baca juga: Puluhan tuna rungu di Jakut gelar peragaan kain batik ecoprint

Pewarta: Walda Marison
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022