Industri migas saat ini bersaing dengan energi terbarukan, beberapa negara di Eropa sudah menghentikan pembiayaan energi fosil
Bandung (ANTARA) -
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengajak pemerintah daerah penghasil migas untuk meningkatkan investasi hulu migas.
 
"Melalui Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET), SKK Migas mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah untuk bersama-sama meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia," kata Sekretaris SKK Migas Taslim Z Yunus pada pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Media Gathering SKK Migas dan KKKS di Kota Bandung, Senin.
 
Yunus menyampaikan bahwa posisi Indonesia saat ini masih dirasa kurang menarik bagi investor dibandingkan negara lain.
 
Dukungan dari pemda untuk bersama-sama meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia, juga merupakan bentuk dukung target pencapaian peningkatan produksi migas nasional di tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD.
 
Dia mengatakan proses transisi energi dari berbasis fosil ke energi yang lebih bersih membutuh ketersediaan kecukupan energi minyak dan gas sebagai salah satu sumber energi utama yang digunakan saat ini.
 
Melonjaknya harga minyak dan gas dunia menyebabkan beban keuangan negara dengan tingginya beban subsidi energi.
 
Ia mengatakan Indonesia memiliki 128 cekungan migas, yang sudah berproduksi sebanyak 20 cekungan dan sisanya menjadi tantangan bagaimana dapat diproduksi sehingga dapat menjadi penopang ketahanan energi nasional.
 
Menurut dia, potensi migas nasional lebih didominasi oleh gas, sehingga menjadi tantangan bersama bagaimana agar gas dapat dimanfaatkan dengan baik, menggantikan peran minyak.
 
Sehingga produksi gas di Indonesia yang surplus dapat mengkompensasi kekurangan minyak yang saat ini sebagian masih impor.
 
"Industri migas saat ini bersaing dengan energi terbarukan, beberapa negara di Eropa sudah menghentikan pembiayaan energi fosil," kata dia.
 
Seiring dengan komitmen Indonesia menuju nett zero emission sampai 2060, maka gas menjadi salah satu alternatif dalam mengisi energi transisi, sampai sumber energi bersih siap memenuhi kebutuhan energi nasional.
 
Terkait upaya peningkatan produksi migas nasional, Taslim menyampaikan bawah SKK Migas terus berupaya memaksimalkan aset yang sudah ada menjadi produksi, mempercepat Enhanced Oil Recovery (EOR), mengakselerasi temuan yang ada menjadi produksi dan melakukan eksplorasi yang masif.
 
Untuk mewujudkannya maka membutuhkan dukungan dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan pemerintah daerah penghasil migas.


Baca juga: Kementerian ESDM dukung dana abadi daerah penghasil migas dan tambang
Baca juga: Daerah penghasil migas ingin kelola sumur minyak tua
Baca juga: ADPMET: Ratusan pemerintah daerah mengeluhkan dana bagi hasil migas
 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022