Mataram (ANTARA News) - Kapolres Lombok Barat AKBP IGB Sutedja mengatakan, situasi keamanan di sekitar pos polisi Labuapi tetap terkendali, meski belum ada satu pun pelaku pengrusakan kantor Polsek Labuapi yang ditahan. "Ya, kita harapkan situasinya tetap aman, jangan ada lagi tindakan anarkhis lainnya, dan sejumlah aparat masih tetap berjaga-jaga," katanya kepada wartawan yang menemuinya di lokasi kejadian, Senin siang. Dia mengatakan, hingga saat ini belum satu pun dari warga Perampuan yang diduga ikut terlibat dalam pengrusakan pos polisi sektor Labuapi tersebut yang diamankan atau pun sudah dimintai keterangan. Untuk sementara, pihaknya hanya melakukan konsolidasi internal dan melakukan pengamanan dengan menempatkan sejumlah aparat dari Polres Lombok Barat. Sejumlah pasukan dari Brimobda Polda NTB sudah dikembalikan ke kesatuannya, yang tinggal sekarang ini adalah personil dari Polres Lombok Barat saja, terangnya. "Yang kita lakukan sekarang ini hanyalah pengamanan biasa saja, sambil berjaga-jaga dan berharap jangan sampai kejadian serupa terulang kembali," katanya menegaskan. Sebagaimana diberitakan ANTARA sebelumnya, Kapolres Lombok Barat pasca peristiwa pembakaran tersebut memberlakukan status siaga satu, dengan mengerahkan dua pertiga kekuatan personil di lingkup Polres Lombok Barat. Hal tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinnya hal-hal yang tidak diinginkan dan sekaligus memberikan rasa nyaman kepada warga sekitar lokasi kejadian khususnya dan masyarakat Lombok Barat pada umumnya. Sementara itu, prosesi pemakaman almarhum Sanggar, warga Desa Perampuan yang menjadi korban penembakan aparat polisi Lobar yang memicu terjadinya pengrusakan tersebut berlangsung tertib dan aman. Usai sholat Dzuhur sekitar pukul 13.30, mayat korban dimakamkan di pemakaman keluarga yang letaknya tidak jauh dari rumah duka, dan ratusan masyarakat ikut melayatnya. Meskipun sempat berkembang isu bahwa akan ada "penyerangan" ulang kantor Polsek Labuapi Lobar, guna meminta pertanggung jawaban aparat kepolisian Lobar atas kematian almarhum, namun hal tidak terbukti. Keluarga korban meminta kepada segenap masyarakat setempat maupun simpatisannya agar tidak lagi melakukan tindakan anarkis dan main hakim sendiri, sehingga tidak jatuh korban baru lagi. "Syukurlah, permintaan keluarga tersebut dapat dimaklumi segenap warga Desa Perampuan sehingga mengurungkan niat mereka untuk melakukan penyerangan kembali, sebab tidak ada yang diuntungkan dari tindakan itu," kata salah seorang warga setempat, yang menolak disebutkan jati dirinya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006