Kami mendesak Mensesneg untuk menerbitkan Peraturan Presiden tentang Optimalisasi Penyelesaian Kasus Montara.
Kupang (ANTARA) - Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) Ferdi Tanoni meminta Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg) untuk mempercepat menerbitkan peraturan presiden (perpres) terkait penyelesaian kasus Montara kini sudah 13 tahun.

"Kami mendesak Mensesneg untuk mempercepat optimalisasi dengan menerbitkan Peraturan Presiden tentang Optimalisasi Penyelesaian Kasus Montara," kata Ferdi Tanoni kepada wartawan, di Kupang, Senin.

Pemegang mandat hak ulayat masyarakat adat Timor, Rote, Sabu dan Alor di Laut Timor itu menjelaskan bahwa secara logika, jika sebuah permintaan untuk membuat perpres maka sudah tentu segala macam upaya telah dilakukan oleh Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, namun pihak-pihak terkait yakni Pemerintah Federal Australia dan PTTEP di Bangkok menolaknya.

"Sehubungan dengan itu, Presiden Joko Widodo mengeluarkan sebuah instruksi dan kita semua harus tunduk dan taat untuk segera melakukannya," kata mantan agen imigrasi Australia itu pula.

Peraih Penghargaan Nasional untuk Keadilan Sipil (Civil Justice Award) 2013 dari Aliansi Pengacara Australia atas perjuangannya membela masyarakat kecil yang terkena dampak pencemaran minyak di Laut Timor menyebut bahwa dirinya tidak memiliki niat buruk untuk mempermalukan pihak mana pun terkait penerbitan perpres ini.

Ferdi Tanoni justru meminta kepada Kementerian Sekretariat Negara untuk tidak berniat buruk mempermalukan siapa setelah keluarnya instruksi Presiden Joko Widodo.

Pengarang buku Skandal Laut Timor: Sebuah Barter Politik Ekonomi Canberra-Jakarta? secara khusus memberi apresiasi kepada Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang menegaskan akan "Fight At All Cost" dalam menyelesaikan kasus petaka tumpahan minyak Montara.

Dia menyebutkan terdapat paling sedikit, 941.280.000 liter tumpahan minyak Montara menggenangi perairan NTT di Laut Timor dan Laut Sawu. Belum lagi Pemerintah Australia menyemprotkan bubuk kimia sangat beracun "Dispersant" dalam jumlah yang sangat besar untuk tenggelamkan tumpahan minyak ini ke dasar Laut Timor.

Ferdi Tanoni mengaku bahwa sebagai anak bangsa Indonesia di NTT yang sudah 13 tahun lamanya menyaksikan betapa beratnya penderitaan masyarakat, akibat petaka tumpahan minyak Montara tahun 2009 yang hingga saat ini belum ada satu orang pun yang membantu mereka.

"Yang membantu kami hanyalah satu, yakni dari Bapak Luhut Pandjaitan selaku Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi," ujarnya pula.

Ia menambahkan bahwa bersama lebih dari 100.000 masyarakat yang mata pencaharian mereka dibunuh, banyak anak-anak putus sekolah, timbul bermacam penyakit aneh yang membawa pada kematian serta puluhan ribu hektare terumbu karang dan lain sebagainya dihancurkan serta terus menderita.
Baca juga: Kehadiran Pemerintah Indonesia dalam kasus tumpahan minyak Montara
Baca juga: Menunggu selesainya tragedi tumpahan minyak Montaradi Laut Timor

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022