New York (ANTARA) - Tiga indeks utama Wall Street menguat lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena imbal hasil obligasi pemerintah AS jatuh setelah data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan, meningkatkan daya tarik saham pada awal kuartal terakhir tahun ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 765,38 poin atau 2,66 persen, menjadi menetap di 29.490,89 poin. Indeks S&P 500 bertambah 92,81 poin atau 2,59 persen, menjadi berakhir di 3.678,43 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 239,82 poin atau 2,27 persen, menjadi ditutup di 10.815,44 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor energi menjadi memimpin kenaikan di tengah melonjaknya harga minyak.

Pasar saham AS telah mengalami penurunan tiga kuartal berturut-turut dalam tahun yang penuh gejolak yang ditandai oleh kenaikan suku bunga agresif untuk menjinakkan inflasi yang tinggi secara historis, dan kekhawatiran tentang ekonomi yang melambat.

"Pasar imbal hasil AS (sedang) mundur - itu positif ... dan itu berkonotasi dengan lingkungan yang lebih berisiko," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Wealth di Boston.

Lebih lanjut mendukung saham-saham pertumbuhan yang sensitif terhadap suku bunga, imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun turun setelah Perdana Menteri Inggris Liz Truss dipaksa untuk membalikkan arah pemotongan tarif pajak tertinggi.

Perusahaan minyak Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp melonjak lebih dari 5,0 persen, mengikuti lonjakan harga minyak mentah karena sumber mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya sedang mempertimbangkan pengurangan produksi terbesar mereka sejak awal dari pandemi COVID-19.

Saham-saham pertumbuhan megacap dan perusahaan teknologi seperti Apple Inc dan Microsoft Corp masing-masing terdongkrak lebih dari 3,0 persen, sementara ekuitas perbankan meningkat 3,0 persen.

Data menunjukkan aktivitas manufaktur meningkat pada laju paling lambat dalam hampir 2,5 tahun pada September karena pesanan baru berkontraksi, kemungkinan karena kenaikan suku bunga untuk menjinakkan inflasi mendinginkan permintaan barang.

Institute for Supply Management (IMS) mengatakan indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur turun menjadi 50,9 bulan ini, meleset dari perkiraan tetapi masih di atas 50, menunjukkan pertumbuhan.

"Aliran data ekonomi sebenarnya datang lebih buruk dari yang diharapkan. Dengan cara yang sangat berlawanan dengan intuisi yang kemungkinan mewakili kabar baik untuk pasar ekuitas," kata Hogan.

"(Sementara) data ekonomi yang baik, pembacaan yang kuat telah menjadi katalis untuk penjualan, ini adalah pertama kalinya kami benar-benar melihat beberapa berita negatif menjadi katalis."

Ketiga indeks utama mengakhiri kuartal ketiga yang bergejolak lebih rendah pada hari Jumat di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa kebijakan moneter agresif Federal Reserve akan mengarahkan ekonomi ke dalam resesi.

Tesla Inc anjlok 8,6 persen setelah menjual kendaraan lebih sedikit dari perkiraan pada kuartal ketiga karena pengiriman tertinggal jauh di belakang produksi akibat hambatan logistik. Peers Lucid Group naik 0,9 persen dan Rivian Automotive turun 3,1 persen.

Para pembuat mobil besar diperkirakan akan melaporkan penurunan moderat dalam penjualan kendaraan baru AS, tetapi analis dan investor khawatir bahwa gambaran ekonomi yang semakin gelap, bukan kekurangan persediaan, akan menyebabkan penjualan mobil yang lebih lemah.

Citigroup dan Credit Suisse menjadi pialang terbaru yang menurunkan target akhir tahun 2022 untuk S&P 500, karena pasar ekuitas AS menanggung panasnya tindakan bank sentral yang agresif untuk menekan inflasi.

Credit Suisse juga menetapkan target harga akhir tahun 2023 untuk indeks acuan pada 4.050 poin, menambahkan bahwa 2023 akan menjadi "tahun pertumbuhan yang lemah, non-resesi dan penurunan inflasi."

Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,61 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,54 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Saham Jerman kembali menguat, indeks DAX 40 terangkat 0,79 persen
Baca juga: Saham Prancis untung hari kedua, indeks CAC 40 bertambah 0,55 persen
Baca juga: Saham Inggris lanjutkan kenaikan, indeks FTSE 100 terkerek 0,22 persen

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022