Brussels (ANTARA) - Menteri-menteri keuangan zona euro pada Senin (3/10/2022) berjanji bahwa perisai keuangan nasional terhadap melonjaknya biaya energi akan terkoordinasi, sementara dan ditargetkan, agar tidak memicu spiral harga-upah yang akan mendorong rekor inflasi.

Pernyataan menteri keuangan dari 19 negara yang berbagi euro muncul setelah Jerman mendapat kritik dari beberapa ibu kota dan lembaga Uni Eropa karena secara sepihak mengumumkan paket dukungan 200 miliar euro untuk perusahaan dan rumah tangganya yang berjuang dengan lonjakan harga energi besar.

Tanggapan Jerman jauh lebih besar dari 67 miliar euro (66 miliar dolar AS) yang diumumkan oleh Prancis atau 68 miliar euro yang direncanakan oleh Italia.

Sementara dukungan itu disambut baik di Jerman dan oleh pasar keuangan, hal itu menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Uni Eropa lainnya yang tidak mampu membelanjakan hampir sebanyak itu.

"Mengingat pengaruh kuat di pasar energi Eropa, kami akan mengkoordinasikan langkah-langkah kami untuk menjaga level playing field dan integritas pasar tunggal, termasuk dengan menahan diri dari penyesuaian pajak yang berbahaya," kata pernyataan itu.

"Kita harus berusaha menghindari kejutan harga energi berkembang menjadi efek putaran kedua dan percepatan inflasi yang lebih gigih," kata pernyataan itu.

Referensi inflasi mengacu pada Bank Sentral Eropa (ECB), yang berusaha untuk mengekang rekor pertumbuhan harga yang cepat dengan serangkaian kenaikan suku bunga yang tajam karena inflasi mencapai 10 persen di 19 negara yang berbagi euro pada September.

Ukuran total bantuan pemerintah zona euro untuk perekonomian, yang sudah melebihi setengah triliun euro, bertentangan dengan upaya ECB karena dukungan itu memompa lebih banyak uang ke dalam perekonomian dan mendistorsi sinyal harga dari pasar.

Untuk mempertahankan persaingan yang adil dan mengurangi risiko kegugupan pasar, beberapa pejabat zona euro telah melontarkan gagasan pinjaman bersama Uni Eropa baru untuk membiayai tanggapan bersama terhadap tantangan energi. Tetapi beberapa negara utara menentang gagasan itu.

Untuk mengatasi skeptisisme, beberapa pejabat mengatakan rencana tersebut dapat dimodelkan pada rencana dukungan pengangguran dari pandemi COVID-19, yang meneruskan pinjaman tunai bersama kepada pemerintah sebagai pinjaman murah daripada hibah.

Komisi juga menunjukkan bahwa pemerintah-pemerintah Uni Eropa masih dapat mengambil 225 miliar euro pinjaman murah yang tidak digunakan dari dana pemulihan pascapandemi Uni Eropa dan menggunakannya untuk menangani krisis energi.

Baca juga: Perubahan kebijakan moneter AS berdampak pada zona euro
Baca juga: Aktivitas pabrik zona euro Agustus kontraksi, konsumen berhati-hati
Baca juga: Apple naikkan harga aplikasi di Jepang dan negara zona euro

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022