New York (ANTARA) - Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams mengatakan pada Senin (3/10/2022) bahwa sementara ada tanda-tanda baru pendinginan inflasi, tekanan harga yang mendasarinya tetap terlalu tinggi, yang berarti bank sentral AS harus terus maju untuk mengendalikan inflasi.

"Jelas, inflasi terlalu tinggi, dan inflasi yang terus-menerus tinggi melemahkan kemampuan ekonomi kita untuk menunjukkan potensi penuhnya," kata Williams dalam teks pidato yang akan disampaikan di depan audiensi di Phoenix.

"Kebijakan moneter yang lebih ketat telah mulai mendinginkan permintaan dan mengurangi tekanan inflasi, tetapi tugas kami belum selesai."

Williams, yang juga menjabat sebagai wakil ketua Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan suku bunga Fed, tidak memberikan pandangan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya untuk kebijakan moneter.

Namun dia mengatakan The Fed akan terus maju dengan tindakan yang bertujuan untuk mendinginkan permintaan, dalam upaya untuk membantu menurunkan inflasi kembali ke target The Fed 2,0 persen.

Inflasi berada pada 6,2 persen pada Agustus dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.

Williams mengatakan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dan pengangguran yang lebih tinggi sangat mungkin menjadi efek samping dari misi memerangi inflasi Fed. Kegiatan ekonomi kemungkinan akan mendekati datar tahun ini, dengan hanya pertumbuhan moderat tahun depan, dan tingkat pengangguran sekarang di 3,7 persen, kemungkinan akan naik menjadi 4,5 persen pada penutupan tahun 2023, katanya.

The Fed telah menaikkan kisaran target suku bunga overnight secara agresif tahun ini, naik dari level mendekati nol pada Maret ke kisaran saat ini antara 3-3,25 persen. Pejabat telah memperkirakan lebih banyak kenaikan suku bunga selama tahun ini dan tahun depan, yang dapat mengangkat suku bunga dana federal menjadi sekitar 4,6 persen pada tahun depan, berdasarkan perkiraan yang dirilis oleh Fed pada pertemuan kebijakan bulan lalu.

Ada perdebatan aktif mengenai ukuran kenaikan suku bunga pada pertemuan Fed berikutnya, dengan banyak yang berspekulasi bahwa Fed akan kembali menaikkan sebesar 0,75 poin persentase.

Namun, banyak pelaku pasar mempertanyakan perlunya kenaikan suku bunga karena kekhawatiran tindakan Fed akan merusak sesuatu di pasar keuangan dan mengirim ekonomi ke dalam resesi. Yang lain menganggap ekonomi telah mengalami lonjakan inflasi terburuk dan bahwa tekanan harga akan surut dengan sendirinya.

Dalam sambutannya, Williams mengakui bahwa beberapa kategori inflasi, seperti harga komoditas, sudah mulai mendingin. Tapi itu tidak cukup, katanya. Permintaan barang tetap sangat tinggi dan permintaan pasar tenaga kerja dan jasa melebihi pasokan yang tersedia. "Ini menghasilkan inflasi berbasis luas, yang akan membutuhkan waktu lebih lama untuk diturunkan," katanya.

Williams mengatakan inflasi bisa turun menjadi 3,0 persen tahun depan. "Saya melihat inflasi bergerak mendekati target kami 2,0 persen dalam beberapa tahun ke depan," katanya, menambahkan bahwa Fed akan melakukan apa yang diperlukan untuk menurunkan inflasi.

"Untuk membantu mengendalikan permintaan ke tingkat yang konsisten dengan pasokan - dan karenanya menurunkan inflasi - kebijakan moneter perlu melakukan tugasnya," kata Williams. "FOMC mengambil tindakan tegas untuk tujuan itu."

Baca juga: IMF: Resesi global dapat dihindari dengan kebijakan fiskal yang tepat
Baca juga: Saham Asia melemah setelah IMF dan Bank Dunia isyaratkan risiko resesi
Baca juga: Inggris tidak setuju kekhawatiran IMF atas pemotongan pajak

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022