Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan perluasan penanaman sorgum di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memacu produksi dan hilirisasi komoditas tersebut.

"Pengembangan sorgum di Bima ini untuk memperkuat ketahanan pangan sesuai arahan Presiden," kata Moeldoko saat meninjau lahan untuk perluasan penanaman sorgum di Bima, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Moeldoko mengatakan Kabupaten Bima memiliki lahan sangat luas dengan karakter tanah yang cocok untuk pengembangan budi daya tanaman sorgum.

Lokasi perluasan penanaman sorgum di Bima berada di Desa Sampungu, Kecamatan Soromandu, atau sekitar 80 kilometer dari pusat kota Bima, sementara lahan yang disiapkan itu seluas 200 hektare.

"Selama ini lahan hanya ditanami jagung pada musim hujan. Saat kemarau, lahan kurang dimanfaatkan dengan baik karena tandus dan kering. Dengan karakter lahan seperti itu, tanaman sorgum yang cocok," tambahnya.

Baca juga: Presiden Jokowi minta anggota Kadin coba tanam sorgum di NTT

Pengembangan budi daya sorgum di Bima itu juga untuk mengembangkan tanaman pengganti gandum dan membantu pencapaian ketahanan pangan nasional. Pada peta jalan pengembangan sorgum hingga 2024, lanjut Moeldoko, terdapat sasaran luas tanam seluas 40 ribu hektare yang tersebar di 17 provinsi dengan produksi sebesar 154.464 ton.

Pengembangan sorgum tersebut akan diintegrasikan dengan peternakan sapi, unggas, dan pengembangan bioetanol. Oleh karena itu, dia meminta jumlah off taker atau perusahaan yang bisa menghubungkan komoditas petani ke pasar harus diperbanyak.

"Minimnya off taker ini menyebabkan industri sorgum tidak bisa berkembang. Makanya budi daya sorgum tidak bertumbuh secara masif," katanya.

Dia juga meyakini jika persoalan ketersediaan off taker dapat diatasi, maka ekosistem sorgum akan berkembang.

"Industrinya jalan dan petani juga semangat menanam sorgum," katanya.

Baca juga: Mentan apresiasi budi daya sorgum di Jombang

Saat ini, Pemerintah mempertimbangkan salah satu off taker yang merupakan industri pakan ternak dengan mengandalkan bahan baku 50 persen jagung dan 50 persen protein lain seperti sorgum.

"Kalau ekosistem ini sudah terbentuk, maka ketika dibutuhkan untuk alternatif pangan kita tinggal menggeser sorgum untuk pengganti beras" ujar Moeldoko.

Sementara itu, Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri mengatakan pengembangan budi daya tanaman sorgum di Bima dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat setempat. Namun, dia meminta program tersebut juga dibarengi dengan pembangunan sarana prasarana terutama pengairan lahan.

"Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana meyakinkan petani bahwa program sorgum lebih bagus dari jagung atau paling tidak sama," kata Indah.

Baca juga: Moeldoko serukan lagi percepatan pengembangan ekosistem sorgum

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022