Jakarta (ANTARA) - Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni berharap publik menunggu dan memberi waktu kepada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengungkap kebenaran terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Tragedi memilukan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) lalu, menewaskan setidaknya 125 orang.

"Sebaiknya kita tunggu hasil investigasi dari Tim Pencari Fakta yang baru saja dibentuk. Biarkan mereka bekerja untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi," kata Kusnaeni dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, tragedi Kanjuruhan menjadi momentum persatuan dan kebangkitan dalam rangka memperbaiki tata kelola kompetisi sepak bola di Tanah Air.

Ia meminta publik tidak tergesa-gesa membuat penilaian, apalagi membebankan kesalahan kepada pihak tertentu yang tidak terkait langsung dengan pertandingan.

"Publik tidak perlu tergesa-gesa membuat penilaian, apalagi membebankan kesalahan pada pihak tertentu yang tidak terkait langsung dengan pertandingan," ujarnya.

Baca juga: Komite Disiplin PSSI jatuhkan sanksi untuk Arema FC
Baca juga: Ketua Panpel Arema FC dilarang beraktivitas di sepak bola seumur hidup


Yang jelas, lanjutnya, setiap kegiatan tentu ada penanggung jawabnya, termasuk pertandingan sepak bola yang pastinya ada panitia pelaksana (Panpel) yang dibentuk oleh masing-masing klub tuan rumah.

"Panpel inilah yang mengurus semuanya di lapangan. Termasuk mengurus perizinan, penjualan tiket, dan sebagainya. Nah, kita tunggu bagaimana nanti Tim Pencari Fakta mengungkapkan itu," katanya.

"Apakah Panpel sudah melaksanakan rekomendasi atau izin yang diberikan terkait pertandingan? Misalnya, soal jumlah tiket yang dijual, personil keamanan, dan seterusnya," katanya.

Namun, Kusnaeni mengingatkan bahwa panpel hanya sebagian kecil dari mata rantai kompetisi sehingga juga perlu ditelusuri bagaimana peran pihak-pihak lain yang juga terkait pertandingan itu, misalnya perangkat pertandingan, petugas keamanan, hingga operator kompetisi.

Pria kelahiran Cirebon itu menyebutkan dalam sebuah pertandingan baik pertandingan sepakbola dan lainnya banyak pihak-pihak yang terkait yang kemudian memiliki tugas dan fungsinya masing-masing.

"Banyak sekali yang terlibat dan terkait dalam pelaksanaan pertandingan. Masing-masing memiliki tugas dan fungsi. Saya kira itulah nanti yang akan diungkap oleh Tim Pencari Fakta. Biarkan mereka melakukan tugasnya dengan leluasa tanpa tekanan," katanya.

Kusnaeni kembali meminta kepada publik juga melakukan instrospeksi agar tak terlalu mudah menyalahkan pihak-pihak tertentu.

"Saya kira pikir yang terbaik saat ini adalah menunggu sambil introspeksi ke dalam. Jangan-jangan sikap terlalu gampang menyalahkan itu, ikut andil menciptakan situasi tidak kondusif dalam persepakbolaan Indonesia," katanya.

Baca juga: Mahfud: Pemerintah bentuk TGIPF usut tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Presiden minta TGIPF Tragedi Kanjuruhan tuntaskan tugas dalam sebulan
Baca juga: Menpora pastikan TGIPF berpihak pada korban tragedi Kanjuruhan

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022