jumlah vaksin ini jika dibandingkan jumlah sapi di Sumbar masih belum mencukupi
Padang (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Padang menyebutkan tiga daerah di Sumatera Barat saat ini sudah berstatus zona hijau atau nol kasus untuk penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.

"Tiga daerah yang masuk zona hijau tersebut yaitu Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Padang Panjang dan Bukittinggi," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Padang Iswan Haryanto di Padang, Selasa.

Menurut dia berkaca dari tiga daerah yang sudah nol kasus merupakan langkah yang cukup baik dalam penanganan penyakit mulut dan kuku pada hewan .

"Langkah awal adalah penyembuhan yang terpapar kemudian setelah itu vaksinasi," ujarnya.

Pada sisi lain terkait terjadinya peningkatan kasus di Kabupaten Pesisir Selatan ia melihat karena kebiasaan masyarakat setempat yang melepas ternak sapi.

"Ini menjadi sebab penularan lebih cepat karena tidak hanya dari sapi, tapi juga dari barang, orang," kata dia.

Baca juga: Padang Pariaman tutup dua pasar ternak antisipasi penyebaran PMK
Baca juga: Hewan ternak terjangkit PMK di Kabupaten Solok tambah jadi 92 kasus

Karena orang menjadi salah satu sarana penularan Balai Karantina Pertanian Padang kemudian memasang karpet khusus disinfektan.

Selain itu untuk antisipasi jalur laut pihaknya secara rutin melakukan disinfektan di Pelabuhan Muara dan Bungus Padang terhadap kendaraan yang datang maupun berangkat.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menerima 4.200 vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Kementerian Pertanian yang diprioritaskan bagi sapi perah.

"Jumlah vaksin ini jika dibandingkan jumlah sapi di Sumbar masih belum mencukupi karena itu kita prioritaskan untuk sapi perah," kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy .

Baca juga: Sebanyak 52 sapi dan kerbau terjangkit wabah PMK di Kabupaten Solok
Baca juga: Aceh sudah nihil kasus ternak terinfeksi penyakit mulut dan kuku

Ia menyampaikan sapi perah di provinsi itu tersebar di Kota Padang Panjang, Lasi Kabupaten Agam, Sirukam Kabupaten Solok dan Solok Selatan dengan jumlah sekitar 700 ekor.

Menurutnya sapi perah berkaitan dengan produksi susu dan keju di Sumbar. Jika terkena penyakit PMK akan berpengaruh signifikan terhadap dua produk tersebut karenanya menjadi prioritas.

Setelah sapi perah, vaksinasi akan diarahkan pada sapi bantuan pemerintah, sapi yang telah tercatat di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kemudian baru sapi yang berkeliaran di kebun sawit.

Baca juga: Satgas PMK Bali buka pasar hewan khusus ternak untuk konsumsi

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022