Jakarta (ANTARA) - Indonesia akan memajukan peran digitalisasi untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Menurut Ketua Dewan Penasihat Bisnis (BAC) ASEAN dari Indonesia Bernardino Vega, pengembangan UMKM selama ini menghadapi dua masalah utama yaitu akses ke kredit dan marketplace untuk menjual produk UMKM ke pasar.

“Digitalisasi bisa menjawab dua masalah itu,” kata Bernardino atau karib disapa Dino, dalam dialog berjudul “Promoting the Growth of the Digital Startup Ecosystem in ASEAN”yang diselenggarakan oleh Sekretariat ASEAN dan Tech for Good Institute di Jakarta, Rabu.

Untuk merespons masalah kredit, kata dia, financial technology (fintech) melalui peer-to-peer lending atau pinjaman daring yang legal bisa melayani masyarakat pelaku UMKM yang tidak bisa dilayani oleh bank.

Sementara e-commerce platform menjadi solusi pemasaran secara daring atau marketplace bagi para pelaku UMKM, sehingga mereka tidak lagi membutuhkan distributor atau agen penjualan.

“Dua hal ini bisa kita kembangkan menggunakan best practices di ASEAN untuk bisa dikembangkan di negara ASEAN lainnya. Ini yang kira-kira Indonesia atau ASEAN-BAC Indonesia kemukakan di keketuaan kita tahun depan,” ujar Dino.

Dino menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sedang menyiapkan satu tim dan kerangka kerja untuk bisa membagikan praktik-praktik terbaik di bidang ekonomi digital, kepada negara anggota ASEAN lainnya.

Salah satu contoh sukses pemanfaatan digitalisasi di Indonesia adalah fintech yang digunakan sebagai akses pembiayaan atau kredit, yang bisa direplikasi atau dimodifikasi agar bisa memberikan manfaat yang sama di negara ASEAN lainnya.

Selain itu, Indonesia juga menggarisbawahi aspek penting lainnya yaitu kerangka regulasi. Dalam hal ini, menurut Dino, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI sudah menerapkan regulasi yang cukup baik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital.

“Selain itu yang tidak kalah penting adalah infrastruktur—akses internet. Karena kalau tidak ada internet ya (ekonomi digital) tidak bisa (tumbuh),” tutur dia.

Dengan memastikan bahwa setiap negara memiliki infrastruktur internet dan kerangka regulasi yang mendukung, Dino meyakini bahwa inovasi dari dunia usaha pasti muncul dalam pengembangan ekonomi berbasis digital.

Baca juga: 5.500 beasiswa disediakan untuk kembangkan talenta ekonomi digital
Baca juga: Menko Airlangga: Digitalisasi akselerator pertumbuhan ekonomi nasional
Baca juga: Wamen BUMN proyeksikan RI jadi ekonomi digital terbesar ASEAN 2030


 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022