Jakarta (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji mengemukakan, ambruknya tembok pembatas gedung Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Jakarta Selatan diduga akibat kehilangan kemampuan menahan volume air dari luar sekolah.

Hal itu berdasarkan hasil kaji cepat sementara BPBD DKI terkait penyebab ambruknya tembok pembatas sekolah hingga menimpa siswa yang sedang bermain di area taman sekolah tersebut.

"Karena tembok tidak mampu menahan luapan air yang terus naik oleh hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak pukul 14.00 WIB," ujar Isnawa saat menjenguk korban yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka-luka di RS Prikasih, Jakarta Selatan, Kamis.

Isnawa mengungkapkan, faktor lain yang diduga menjadi penyebab terjadinya genangan di lokasi kejadian adalah karena buruknya sistem drainase sehingga menyebabkan air gorong-gorong meluap.

Di samping itu, posisi sekolah juga berada di dataran rendah yang di sekitarnya terdapat saluran penghubung (PHB) Pinang Kalijati dan di belakang sekolah terdapat aliran sungai.

Baca juga: Penyebab tembok di MTSn 19 roboh diduga karena arus air deras
Baca juga: Polsek: Tiga orang tewas akibat tembok ambruk di Cilandak

Tiga korban meninggal dunia karena insiden tembok ambruk di MTsN 19 adalah anak laki-laki yang baru berusia sekitar 13 tahun.

"Ketiga korban meninggal dunia Dicka Safa Ghifari, Muhammad Adnan Efendi dan Dendis Al Latif masih berusia 13 tahun," ujar Isnawa.

Isnawa mengatakan, untuk proses pemakaman semua korban meninggal dunia ditangani oleh pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama Jakarta Selatan.

Sedangkan korban luka-luka sudah bisa dipulangkan, namun ada satu siswa atas nama Adisya Daffa Allutfi mengalami patah tulang lengan kiri bawah, wajib memeriksakan
kesehatan.

Personel gabungan yang terdiri dari Tim Reaksi Cepat BPBD DKI, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI, Dinas Sumber Daya Air DKI, Taruna Tanggap Bencana Dinas Sosial DKI, Basarnas, TNI/Polri berhasil menguras air yang menggenang di lokasi.

Pengurasan ini untuk memudahkan petugas untuk melakukan pembersihan puing-puing reruntuhan tembok. Adapun aliran listrik yang berada di sekitar kawasan sekolah sudah dipadamkan oleh PLN.
 

Pewarta: Abdu Faisal dan Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022