Jakarta (ANTARA) - Maarif Institute bersiap menggelar Festival Pemikiran Ahmad Syafii Maarif pada Oktober 2022 hingga Mei 2023 guna mewariskan nilai-nilai perjuangan dan pemikiran dari tokoh yang akrab disapa Buya Syafii itu kepada generasi muda Indonesia.

"Kegiatan ini ditujukan bagi generasi muda agar dapat mewarisi nilai-nilai perjuangan dan pemikiran Buya Syafii," kata Direktur Eksekutif Maarif Institute Abdul Rohim Ghazali saat memberikan sambutan dalam acara Media Gathering Festival Pemikiran Ahmad Syafii Maarif yang dihadiri sejumlah pimpinan redaksi media cetak dan elektronik di Kantor Maarif Institute, Jakarta, Kamis, sebagaimana dikutip dari siaran pers.

Dalam kesempatan sama, Direktur Program Maarif Institute Moh. Shofan menyampaikan kegiatan tersebut dimulai dengan pengumuman sayembara video pendek dan artikel. Dalam peluncuran perdana kegiatan itu juga diselenggarakan diskusi buku-buku karya Buya Syafii yang dijadwalkan digelar pada 27 Oktober 2022 di Bentara Budaya Jakarta.

Kemudian, Shofan menambahkan rangkaian festival dilanjutkan dengan kegiatan Muktamar Pemikiran Ahmad Syafii Maarif yang diselenggarakan pada 12 November 2022 di Kota Solo, Jawa Tengah.

"Fokus muktamar pemikiran ini adalah membahas relevansi pemikiran Buya Syafii dalam konteks tantangan keindonesiaan dan kemanusiaan hari ini," katanya.

Berikutnya, ada program "Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan ASM Ke-IV" yang direncanakan digelar selama lima hari, yaitu pada 13 hingga 17 November 2022 dengan menghadirkan sejumlah tokoh lokal dan nasional lintas agama serta cendekiawan.

"Dari Muktamar Pemikiran ASM (Ahmad Syafii Maarif) itu akan lahir pokok-pokok pemikiran Buya Syafii yang disumbangkan untuk bangsa ini sebagai salah satu kader terbaik Muhammadiyah. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka syiar Muktamar Ke-48 Muhammadiyah yang digelar pada 19-20 November 2022 di Solo," lanjut Shofan.

Ia pun menyampaikan muktamar ini akan diikuti sekitar 100 orang peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia yang terdiri atas kader intelektual, aktivis ormas Islam, aktivis lintas agama, peneliti muda alumni program Maarif Fellowship, alumni SKK-ASM periode sebelumnya, serta peserta SKK periode tahun 2022.

Selanjutnya, Maarif Institute juga berencana menggelar acara Mensyukuri Dua Dekade Maarif Institute. Tujuan acara tersebut adalah mensyukuri 20 tahun perjalanan Maarif Institute yang didirikan pada 28 Februari 2003.

"Hal itu sebagai ruang refleksi atas peran kelembagaan selama ini dalam mencapai misi dan tujuannya. Oleh karena itu, saat kegiatannya nanti, ditayangkan profil 20 tahun perjalanan lembaga dan testimoni dari sejumlah tokoh, serta penerima manfaat program Maarif Institute," jelas Shofan.

Selanjutnya, pada Mei 2023, Maarif Institute mendaulat bulan ini sebagai "Bulan Pemikiran ASM" karena Buya Syafii lahir dan meninggal dunia di bulan Mei, yaitu 31 Mei 1935 dan 27 Mei 2022.

Ke depannya, "Bulan Pemikiran ASM" akan digelar setiap tahun dan menjadi agenda inti dari program Maarif Institute. Dalam kegiatan ini terdapat dua agenda besar yang akan dilaksanakan.

Pertama, forum akademik Syafii Maarif Memorial Lecture (SMML) yang sudah memasuki tahun kedua. Forum itu mengundang sarjana dan cendekiawan terkemuka sebagai narasumber untuk memaparkan ide, pemikiran, dan temuan penelitian terbaru mereka terkait isu-isu keagamaan, politik, demokrasi, kebinekaan, dan kemanusiaan.

Agenda kedua, penganugerahan Ahmad Syafii Maarif Award (ASM Award). ASM Award merupakan penghargaan yang diberikan setahun sekali setiap bulan Mei kepada individu atau lembaga di wilayah Asia-Pasifik yang telah teruji konsistensi dan pengaruh perjuangannya di masyarakat luas yang majemuk.

Penghargaan ini diberikan untuk kategori bidang yang mencerminkan jalan perjuangan intelektual Buya Syafii, di antaranya bidang pemikiran keagamaan yang menekankan konsistensi menghidupkan api reformisme keagamaan, kemajuan, dan keberanian mengatasi sekat-sekat kultural, politik, agama, serta bidang aktivisme sosial yang mencerminkan keteguhan dalam membela hak-hak minoritas dan kelompok terpinggirkan.

"Inisiatif award ini didedikasikan untuk mengenang perjuangan almarhum Buya Syafii yang pernah menakhodai organisasi Islam modern terbesar di dunia, mantan Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP), dan penerima Ramon Magsaysay Award (2008) untuk kategori 'Perdamaian dan Pemahaman Internasional'," jelas Shofan.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022