New York (ANTARA) - Goldman Sachs telah menaikkan perkiraan harga minyaknya untuk tahun ini dan 2023, karena bank Amerika Serikat (AS) itu memperkirakan penurunan produksi 2 juta barel per hari (bph) yang disepakati oleh produsen OPEC+ menjadi sangat bullish untuk harga minyak ke depan.

OPEC+, yang mengelompokkan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, menyetujui pengurangan produksi terdalam sejak pandemi COVID 2020 dalam pertemuan di Wina pada Rabu (5/10/2022).

Jika pengurangan terbaru dalam produksi oleh OPEC+ dipertahankan hingga Desember 2023, itu akan menjadi 25 dolar AS per barel naik dari perkiraan Brent mereka, dengan potensi lonjakan harga yang lebih tinggi jika persediaan benar-benar habis, Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan tertanggal Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Harga minyak naik di Asia, OPEC+ setuju pangkas produksi 2 juta barel

Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga Brent 2022 menjadi 104 dolar AS per barel dari 99 dolar AS per barel dan perkiraan 2023 menjadi 110 dolar AS per barel dari 108 dolar AS per barel.

Bank AS juga menaikkan perkiraan harga Brent kuartal keempat 2022 dan kuartal pertama 2023 masing-masing sebesar 10 dolar AS per barel menjadi 110 dolar AS dan 115 dolar AS per barel.

Kontrak acuan harga minyak mentah Brent diperdagangkan sekitar 94 dolar AS per barel pada Kamis (6/10/2022), setelah naik 1,7 persen di sesi sebelumnya.

Baca juga: Presiden Biden: AS cari "alternatif" setelah pemotongan produksi OPEC+

Pemotongan efektif OPEC+ yang begitu besar kemungkinan akan memerlukan tanggapan lain dari pemerintah AS, dan bahkan rilis Cadangan Minyak Strategis (SPR) Badan Energi Internasional yang terkoordinasi, catat bank tersebut.

"Penyangga pasar minyak (persediaan dan kapasitas cadangan) tetap sangat rendah, dan harga yang lebih tinggi tetap menjadi solusi utama jangka panjang yang layak untuk meningkatkan persediaan dalam jangka pendek serta kapasitas pasokan yang lebih tinggi dalam jangka menengah," tambah Goldman.

Morgan Stanley pada Rabu (5/10/2022) juga menaikkan perkiraan harga minyak untuk kuartal pertama tahun 2023, memprediksi pasokan yang ketat ke depan.

Baca juga: Goldman naikkan perkiraan harga Brent, defisit pasokan belum teratasi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022