Setiap tanda kelemahan ekonomi AS akan sangat membebani dolar, tetapi tentu saja tidak datang dengan data penggajian non pertanian (NFP)
New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data AS menunjukkan pengusaha mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diperkirakan untuk September, menunjukkan Federal Reserve (Fed) kemungkinan akan tetap pada kebijakan pengetatan agresif saat ini.

Dolar membalikkan kerugian awal terhadap yen Jepang dan terakhir naik 0,2 persen pada 145,42 yen. Dolar mencapai puncak 24 tahun di 145,90 yen bulan lalu, yang telah mendorong intervensi oleh otoritas Jepang guna menopang yen yang rapuh.

Euro jatuh terhadap dolar, memperpanjang kerugian setelah laporan pekerjaan AS, dan terakhir melemah 0,6 persen pada 0,9735 dolar.

"Setiap tanda kelemahan ekonomi AS akan sangat membebani dolar, tetapi tentu saja tidak datang dengan data Penggajian Non Pertanian (NFP)," kata Kepala Analis Mata Uang ForexLive, Adam Button, di Toronto.

Baca juga: Dolar menguat di Asia, fokus pasar beralih ke data pekerjaan AS

NFP meningkat 263.000 pekerjaan bulan lalu, Departemen Tenaga Kerja mengatakan dalam laporan ketenagakerjaan yang diawasi ketat. Data untuk Agustus tidak direvisi untuk menunjukkan 315.000 pekerjaan ditambahkan seperti yang dilaporkan sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 250.000 kenaikan pekerjaan, dengan perkiraan mulai dari serendah 127.000 hingga setinggi 375.000.

Semalam sejumlah pejabat The Fed memperkuat pandangan bahwa bank sentral belum selesai menaikkan suku bunga karena berupaya menjinakkan inflasi, dan suku bunga diperkirakan akan naik lebih jauh.

Data inflasi AS yang akan dirilis minggu depan, akan diawasi dengan ketat juga dan dapat terbukti berpengaruh dalam menetapkan ekspektasi investor untuk The Fed, menurut ahli strategi.

Baca juga: Harga emas jatuh 11,5 dolar di tengah laporan pekerjaan AS yang kuat

Bank sentral AS, dalam upaya untuk menjinakkan inflasi, telah menaikkan suku bunga kebijakannya dari mendekati nol pada awal tahun ini ke kisaran saat ini 3,00 persen hingga 3,25 persen, dan bulan lalu mengisyaratkan peningkatan yang lebih besar sedang dalam perjalanan tahun ini.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, terakhir naik 0,6 persen dan mencapai level tertinggi dalam seminggu. Indeks naik sekitar 18 persen sejauh tahun ini.

Sterling merosot 0,9 persen pada 1,1060 dolar, setelah jatuh 1,4 persen sesi sebelumnya. Sterling melonjak awal pekan ini, setelah pemerintah Inggris membatalkan rencana pemotongan tarif pajak penghasilan tertinggi.

Dolar juga naik terhadap yuan China di pasar internasional pada Jumat (7/10/2022), dan terakhir naik 0,7 persen pada 7,1313.

Baca juga: Harga minyak naik 4 persen, terkerek pemotongan produksi OPEC+

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022