"Kami berharap peristiwa kemarin menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk saling introspeksi diri. Terimakasih untuk komunitas suporter sepak bola di Wamena dan OKP yang memprakarsai doa bersama,"
Wamena (ANTARA) - Manajemen Radio Republik Indonesia (RRI) Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua bersama komunitas suporter sepak bola dan organisasi kepemudaan (OKP) menggelar doa belangsungkawa serta pemasangan 1.000 lilin untuk 131 korban Kanjuruhan.

Kepala RRI Wamena, Thom Herbert Mole di Wamena, Minggu mengatakan doa bersama yang berlangsung di Halaman Kantor RRI malam Minggu, merupakan bentuk dukacita masyarakat di pedalaman Papua untuk Kanjuruhan.

"Kami berharap peristiwa kemarin menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk saling introspeksi diri. Terimakasih untuk komunitas suporter sepak bola di Wamena dan OKP yang memprakarsai doa bersama," katanya.

Ia mengajak suporter sepak bola, organisasi-organisasi mengedukasi masyarakat dengan kegiatan-kegiatan positif dan RRI siap memberikan dukungan agar penyebaran informasi positif bisa menjangkau lebih banyak warga.

"Kita siap berkolaborasi dengan moto RRI, saatnya anda berbicara di RRI karena RRI adalah Radio Rakyat Indonesia," katanya.

Kapolres Jayawijaya AKBP Hesman Napitupulu yang menghadiri doa bersama itu, berpesan kepada masyarakat Jayawijaya untuk tetap mewujudkan keamanan dan ketertiban.

"Ini menjadi evaluasi kita bersama baik dari keamanan, pelaksana kegiatan maupun masyarakat. Kita harus menyadari bahwa pertandingan sepak bola adalah hiburan. Menang dan kalah adalah hal biasa namun kita harus junjung sportivitas. Saya juga mengharapkan itu kejadian terakhir," katanya.

Perwakilan komunitas suporter sepak bola di Jayawijaya, Dewa, menyampaikan terimakasih kepada RRI Wamena yang memfasilitasi penyelenggaraan doa bersama itu.

Ia mengatakan insiden yang tidak disangka-sangka itu, merupakan pukulan bagi mereka pecinta sepak bola, lebih khusus di Jayawijaya. Dari kejadian itu para suporter di Wamena sepakat bahwa rivalitas dalam sepak bola hanya 2X45 menit sehingga tidak harus terbangun sekat seumur hidup dalam suporter.

"Dengan doa bersama ini kita di Wamena hilangkan sekat-sekat dan kita berharap kita di Wamena akan menjadi contoh buat mereka yang di luar Wamena bahwa tidak ada rivalitas antar suporter sepak bola di Indonesia," katanya.

Selain mengharapkan insiden itu diusut tuntas, mereka mengharapkan ke depannya sepak bola di Indonesia lebih baik.

Pada doa bersama itu mereka mendeklarasikan bahwa rivalitas suporter di kubu dunia sepak bolah sebenarnya tidak ada.

"Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, ketabahan dan kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian ini bahwa tidak tidak ada gunanya gontok-gontokan, tidak ada gunanya sekat-sekat dalam dunia sepak bola terlebih OKP," katanya.
Baca juga: Tim Pencari Fakta Masyarakat Sipil paparkan temuan tragedi Kanjuruhan
Baca juga: TGIPF temui berbagai pihak terkait tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Sepekan, tersangka tragedi Kanjuruhan hingga pelimpahan Ferdy Sambo

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022