mereka sebelum mengeluarkan surat numpang nikah (NA itu harus mengedukasi dulu terkait stunting kepada calon pengantin
Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, melibatkan tokoh agama dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah setempat.

Wakil Wali Kota Batam yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Batam, Amsakar Achmad di Batam, Senin, mengatakan, pihaknya melakukan perjanjian kerja sama dengan seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) di Batam agar dapat memberikan edukasi kepada calon pengantin terkait persoalan penanganan stunting.

"Kemudian kami minggu lalu mau melaksanakan MOU dengan KUA se Kota Batam, agar mereka sebelum mengeluarkan surat numpang nikah (NA itu harus mengedukasi dulu terkait stunting kepada calon pengantin," kata Amsakar.

Selain itu ia juga melakukan pertemuan dengan sejumlah organisasi masyarakat, perguruan tinggi, hingga instansi TNI-Polri dalam dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Batam.

"Penanganan yang kita lakukan sesungguhnya melibatkan seluruh pemangku kebijakan, ada perguruan tinggi, kemudian TNI-Polri juga dari bagian tim penanganan stunting, tokoh agama juga begitu, ormas kita bawa juga," ujar dia.

Selain itu, Pemkot Batam menargetkan angka stunting di daerah setempat turun jadi 2,8 persen pada 2023.

Baca juga: Dorong penurunan stunting, KKP salurkan 4,7 ton ikan untuk warga Batam

Baca juga: BKKBN tetapkan 28 kelurahan bebas stunting di Kota Batam


Amsakar mengatakan saat ini angka stunting di daerah setempat pada angka 3,38 persen.

"Sampai hari ini angka kita di 3,38 persen. Kita upayakan di 2023 nanti angka itu turun jadi 2,8 persen," kata Amsakar.

Lebih lanjut ia menjelaskan dalam menekan angka stunting, pihaknya juga dibantu oleh tim pendamping keluarga (TPK) sebanyak 1.654 orang, kader posyandu sebanyak 587 orang, 12 kecamatan, 64 kelurahan, 21 puskesmas, Bintara Pembina Desa (Babinsa), dan Komando Rayon Militer (Danramil) yang ada di Kota Batam.

Dengan begitu Amsakar yakin Pemkot Batam dapat menekan angka stunting 2023.

Sebelumnya Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) menyatakan bahwa setiap tokoh agama di Indonesia memainkan peran strategis dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia yang saat ini masih mencapai 24,4 persen.

“Para tokoh agama ini sifatnya semacam sumber informasi, panutan dan pendidik,” kata Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres, Suprayoga Hadi dalam Halaqoh Nasional yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Sebagai salah satu pihak yang paling dekat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat, kata Hadi, setiap tokoh agama setidaknya memiliki empat peran strategis dalam mempercepat penurunan stunting di daerah.

Baca juga: BKKBN optimistis Kepri mampu turunkan angka stunting pada 2024

Baca juga: Kota Batam terapkan PPKM level 1 hingga 7 November 2022

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022