butuh penguatan, butuh peningkatan literasi
Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hasan Chabibie mengingatkan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi dan informasi karena akan menjadi sarana lompatan peningkatan kualitas pendidikan.

"Teknologi akan menjadi sebuah sarana untuk kita melakukan lompatan peningkatan kualitas pendidikan ke depan,” ujarnya saat memberikan sambutan secara daring pada Kuliah Umum PembaTIK Level 4 2022 yang diikuti di Jakarta, Selasa.

Hasan menuturkan bahwa pandemi COVID-19 mengajarkan bahwa peran teknologi itu menjadi sangat penting dan tidak bisa dipisahkan terutama untuk kemudian meningkatkan proses belajar mengajar maupun untuk kebutuhan-kebutuhan administrasi lainnya.

“Singkatnya dengan teknologi yang hadir dalam 2 tahun terakhir ini, kita bisa mengambil banyak sekali pelajaran dan tentu saja butuh penguatan, butuh peningkatan literasi sehingga kemudian teknologi yang sudah kita rasakan manfaatnya ini betul-betul bisa semakin membumi,” ujarnya.

Baca juga: Praktisi: Tanpa teknologi kampus swasta sulit tingkatkan layanan
Baca juga: Nadiem bicara tentang teknologi pendidikan di Markas PBB

Di sisi lain, sesuai dengan imbauan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, yang telah berulang kali disampaikan bahwa Kurikulum Merdeka Belajar memberikan ruang dan kreativitas kepada satuan pendidikan, kepala sekolah dan guru untuk mengoptimalkan seluruh perangkat teknologi informasi.

“Kami berharap dua situasi tadi, pandemi COVID-19 maupun nanti kurikulum yang akan dioptimalkan menggunakan perangkat teknologi ini betul-betul menjadi trigger,” tutur dia.

Adapun guna mendukung peningkatan kemampuan tenaga pendidik, Pusdatin Kemendikbudristek menyelenggarakan program pelatihan guru Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) untuk menumbuhkan guru-guru penggerak di komunitas dan daerahnya yang dilaksanakan setiap tahun dan dimulai sejak tahun 2017.

Pelaksanaan kegiatan PembaTIK tahun ini dimulai pada bulan Juni 2022 dan dilaksanakan secara berjenjang (levelling) dengan sistem seleksi dari Level 1: Literasi, Level 2: Implementasi, Level 3: Kreasi, hingga Level 4: Berbagi dan Berkolaborasi.

Baca juga: Pemerintah terus dorong lembaga pendidikan adopsi digital
Baca juga: G20 didorong terapkan digital teknologi tingkatkan kualitas pendidikan

Sebanyak 29.539 peserta mengikuti program PembaTIK tahun 2022 hingga akhirnya terseleksi 30 besar peserta terbaik dari masing-masing Provinsi di Indonesia untuk mengikuti Level Berbagi dan Berkolaborasi yang dilaksanakan mulai tanggal 11-31 Oktober 2022.

Adapun level 4 tersebut dilakukan melalui kegiatan Kuliah Umum dengan tema yang diusung yakni “Berkolaborasi dan Bertransformasi Menumbuhkan Ekosistem Digital Menuju Merdeka Belajar”. Diharapkan Kuliah Umum tersebut dapat memberikan ilmu-ilmu baru yang bisa diimplementasikan tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar di tempatnya masing-masing.

“Kami mengambil tema pada kesempatan kuliah umum kali ini adalah berkolaborasi dan bertransformasi menumbuhkan ekosistem digital menuju Merdeka Belajar," katanya.

Ia berharap narasumber yang hadir bisa memberikan insight dan memberikan masukan kepada para peserta PembaTIK dan hadirin yang menyimak secara virtual meeting.

Baca juga: Platform pendidikan berbasis teknologi strategi utama Merdeka Belajar
Baca juga: Teknologi dan kualitas pendidikan jadi prioritas pada G20
Baca juga: Kemampuan adaptasi teknologi digital tentukan kualitas pendidikan

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022