Bali (ANTARA) - BPJS Kesehatan mengalokasikan dana skrining kesehatan masyarakat sebesar Rp8 triliun untuk kebutuhan deteksi dini gula darah, kolesterol, dan hipertensi di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan pada 2023.

"Kami mendukung program Kementerian Kesehatan dalam langkah antisipasi dini penyakit. Pada 2023, kami alokasikan Rp8 triliun dana tambahan skrining," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti pada acara Media Workshop BPJS Kesehatan di RSUD Bali Mandara, Bali, Rabu.

Menurut Ghufron, alokasi itu dihitung berdasarkan jumlah kasus gangguan jantung dan pembuluh darah berdasarkan data epidemiolog di Indonesia.

Baca juga: BPJS sempurnakan akses layanan untuk peningkatan kesehatan masyarakat

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1.000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.

Ghufron mengatakan peningkatan layanan skrining penyakit diperkirakan menambah beban pembiayaan BPJS Kesehatan pada 2023 untuk keperluan perawatan pasien.

Contohnya, penyakit hipertensi pada pasien kanker yang mayoritas tidak disadari. "Kalau kasus ketemu (berdasarkan skrining), tidak bisa dibiarkan, dia harus dirawat dan memerlukan biaya perawatan," katanya.

Menurut Ghufron, keuangan BPJS Kesehatan saat ini sudah relatif sehat, sehingga bisa menyiapkan anggaran untuk kebutuhan skrining.

Baca juga: BPJS Kesehatan terapkan fitur skrining riwayat untuk penyakit bahaya

"BPJS Kesehatan setuju dukung skrining kesehatan di seluruh rumah sakit," katanya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan BPJS Kesehatan menanggung biaya skrining kesehatan gula darah, tekanan darah, dan darah tinggi pada 2023.

"Mulai tahun depan, skrining akan di-'cover' oleh BPJS Kesehatan, seperti diabetes, hipertensi, kolesterol," katanya dalam peringatan Hari Stroke Dunia 2022 tingkat Provinsi Banten di Maxxbox, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Selasa (11/10).

Menurut Budi, mencegah suatu penyakit akan lebih murah daripada biaya menyembuhkan penyakit. Di samping itu, akan membentuk kualitas hidup yang lebih baik bila skrining dasar kesehatan mau ditanggung pemerintah.

Baca juga: BPJS Kesehatan ajak peserta skrining cegah risiko penyakit kronis

"Karena mencegah jauh lebih murah dan jauh lebih baik kualitas hidupnya, daripada dibedah. Meski secanggih apapun," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022