R&D itu punya peran penting dalam pengembangan ekosistem kesehatan dalam negeri
Bandung (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pihaknya terus mengkonsolidasikan ekosistem kesehatan nasional, termasuk untuk sektor R&D (research and development/riset dan pengembangan) yang dinilai masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain.

"R&D itu punya peran penting dalam pengembangan ekosistem kesehatan dalam negeri. Seperti yang Bapak lihat tadi, vaksin itu juga bibitnya kita kerja samakan dengan negara lain, tetapi produksi semuanya dari kita, penemuan lanjutannya, TKDN-nya ini sampai 90 persen. Ini yang kita harapkan R&D ke depan harus ada di Indonesia," kata Menteri Erick Thohir, saat memberikan sambutan pada acara Peluncuran dan Penyuntikan Perdana Vaksin IndoVac di Bandung, Jawa Barat, Kamis.

Erick juga sudah menugaskan Kimia Farma dapat memproduksi obat-obatan sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat seperti yang dilakukan oleh Indo Farma fokus pada pengembangan herbal.

Pihaknya optimistis pemetaan fokus dalam tubuh holding farmasi akan mampu menurunkan ketergantungan Indonesia terhadap daripada impor bahan baku yang hari ini masih berada di angka 90 persen.

"Hingga saat ini perusahaan distribusi kita juga terpisah-pisah, ini harus dikonsolidasikan supaya efisien dan membuat jaringan lebih luas," kata dia.

Selain itu, Erick juga memperbanyak ritel Kimia Farma yang saat ini baru sebanyak 1.300 dan dari pengalaman pandemi COVID-19, ritel Kimia Farma terbukti dapat mengintervensi harga masker saat terjadi ketidakseimbangan di pasar.

"Lalu pelayanan publik juga terus ditingkatkan dengan Telemedicine bagaimana klinik dan rumah sakit kita sinergikan dan tingkatkan kualitasnya seperti saat kita intervensi kebutuhan RS internasional yang nanti diresmikan pada 2024, kita punya rumah sakit kanker kelas dunia," ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Erick mengatakan vaksin IndoVac merupakan hasil kerja sama antara holding BUMN farmasi dengan dengan Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat.

Tidak berhenti di situ, kata Menteri Erick, holding farmasi juga telah meneken kerja sama dengan perusahaan farmasi Inggris ProFactor Pharma di KBRI London, Inggris, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan dalam kerja sama tersebut Bio Farma akan mendapat hak eksklusif untuk pengembangan bersama produk darah Recombinant Factor VIII (ProFactor dan Bio Farma) secara global.

"Jadi ini mirip dengan yang kita lakukan hari ini kita kerja sama R&D, tapi tentu lisensi dan mereknya punya kita. Kemarin kita menandatangani vaksin hemofilia yaitu kekentalan darah," kata dia.

"Kita menjadi hub produksi untuk vaksin dunia, ProFactor akan mendistribusikan ke Eropa dan Amerika, Indonesia untuk wilayah Asia, Afrika dan lain-lain. Ini contoh kerja sama yang kita terus dorong ke depan," lanjut Menteri Erick.


Baca juga: Menteri BUMN harapkan ekosistem kesehatan capai Rp94 triliun
Baca juga: Revitalisasi BUMN industri gula diharapkan penuhi kebutuhan nasional
Baca juga: Erick minta BUMN jadikan pelanggan pertimbangan utama keputusan bisnis

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022