Kalau kita lihat industri perbankan secara keseluruhan, pembiayaan terkait sustainable financing itu terus berkembang sebenarnya. Khusus untuk BCA, total portofolio yang kami salurkan terkait sustainable financing sudah mencapai 25 persen dari total
Jakarta (ANTARA) - Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim menilai pembiayaan berkelanjutan atau sustainable financing yang dilakukan oleh industri perbankan di Tanah Air saat ini makin berkembang.

"Kalau kita lihat industri perbankan secara keseluruhan, pembiayaan terkait sustainable financing itu terus berkembang sebenarnya. Khusus untuk BCA, total portofolio yang kami salurkan terkait sustainable financing sudah mencapai 25 persen dari total kredit yang sebesar Rp675 triliun untuk posisi Juni 2022," ujar Vera dalam seminar virtual Capital Market Summit & Expo (CSME) 2022 yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Per semester I-2022, penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan BCA tumbuh sebesar 21,8 persen (yoy) menjadi Rp169,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total kredit perbankan secara keseluruhan yang mencapai 13,8 persen (yoy).

"Jadi kalau kita pilah sustainable finance dengan kredit total secara keseluruhannya, pertumbuhannya dua kali lebih cepat, dan ini bukan tahun pertama tapi sudah tiga tahun berturut-turut. Jadi memang komitmen bank terhadap ini dalam mendukung program pemerintah bekerja sama dengan regulator, kita terus lanjutkan," kata Vera.

Emiten berkode saham BBCA itu juga terus mengakselerasi pelaksanaan operasional perusahaan yang ramah lingkungan dengan telah berkontribusi terhadap pengurangan CO2 887,8 ton.

Bank juga mengurangi polusi dan meminimalisir pembuangan sampah melalui inisiatif daur ulang yang mencapai sekitar 13 ton sampah.

Menurut Vera, bank memang bukan perusahaan manufaktur yang berbicara mengenai limbah hasil olahan dan sebagainya, tapi bank juga banyak menghasilkan sampah. Salah satu sampah yang terus diperhatikan oleh perseroan dalam tiga tahun terakhir yaitu sampah elektronik.

"Tahun ini yang kami selesaikan itu terkait dengan arsip. Arsip di bank itu banyak sekali. Bisa dibayangkan setiap akad kredit itu pasti ada dokumennya. Itu baru akad kredit, belum bicara funding, nasabah buka rekening dan sebagainya dokumennya juga ada dan harus disimpan. Untuk arsip yang sudah selesai masa penyimpanannya tahun ini kita mulai daur ulang. Memang jadi pekerjaan tambahan, tapi kalau komitmen kita mendukung how the bank can promoting enviromentally-friendly operation, saya pikir itu hal yang sangat bagus," ujar Vera.

Ia juga mencontohkan mesin Electronic Data Capture (EDC) yang rusak dan tidak bisa dipergunakan lagi. Dalam setahun perseroan bisa mengumpulkan lebih dari satu ton sampah mesin EDC.

"Di situ lah perlu ada effort khusus bagaimana me-recycle mesin ini sehingga bisa zero waste. Chip-nya aja bisa diekspor, belum bicara kartu plastik. Kartu ATM, kartu debit, kartu kredit, kan ada yang tidak bisa dipakai lagi. Itu kami kumpulkan dari cabang. Jadi ini saya pikir environment itu tidak hanya bicara financing, tapi juga bagaimana bank beroperasi mendukung ramah lingkungan, itu juga suatu kontribusi," kata Vera.

BCA saat ini juga memiliki 71 gedung yang mengadopsi fitur bangunan ramah lingkungan. Selain itu, sebanyak 23.056 karyawan atau 100 persen telah menyelesaikan pelatihan pembiayaan berkelanjutan.

"Sampai saat ini sudah 100 persen seluruh karyawan itu mengikuti sosialisasi upgrade mengenai ESG yang kami lakukan secara digital. Memang ada tantangan bagaimana membuat training terkait ESG ini menjadi suatu hal yang menarik, tidak bosan, itu butuh effort tersendiri. Nah sampai sejauh ini sudah seluruh karyawan kita lakukan dan ini jadi program rutin," ujar Vera.

Baca juga: Lebih dari 1 juta pengunjung jelajahi BCA Wealth Summit 2022 online

Baca juga: Wisma BCA Foresta wakili Indonesia di ASEAN Energy Award 2023

Baca juga: BCA dan Bank DKI kolaborasi pemanfaatan jaringan ATM setor tarik tunai

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022