Bulan Bahasa dan Sastra peringati Sumpah Pemuda

Bulan Bahasa dan Sastra peringati Sumpah Pemuda

Tangkapan layar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) E. Aminudin Aziz dalam diskusi daring Silaturahmi Merdeka Belajar bertajuk Perkuat Bahasa, Gelorakan Sastra yang dipantau di Jakarta, Kamis (13/10/2022) (ANTARA/Suci Nurhaliza)

Karena kami ingin semakin inklusif
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) E. Aminudin Aziz mengatakan bahwa Bulan Bahasa dan Sastra dilakukan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober.

"Betul bahwa Bulan Bahasa dilakukan untuk memperingati Sumpah Pemuda. Kenapa? Karena di situ dicetuskan hal-hal yang terkait dengan keindonesiaan," katanya dalam diskusi daring Silaturahmi Merdeka Belajar bertajuk Perkuat Bahasa, Gelorakan Sastra yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa di dalam Sumpah Pemuda, pemuda-pemuda Indonesia mengakui Tanah Air yang satu, bangsa yang satu, dan bahasa yang satu yakni Bahasa Indonesia. Untuk itulah, Bulan Bahasa dan Sastra dinilai relevan untuk dirayakan setiap bulan Oktober dalam rangka memelihara semangat persatuan.

"Pemeliharaan (persatuan, red.) ini tentu harus selalu diingat-ingat, harus selalu disebarluaskan. Kebaikan-kebaikan dari praktik sebelumnya juga harus dipertahankan," katanya.

Baca juga: Kemendikbudristek selenggarakan Bulan Bahasa dan Sastra 2022

Ia mengatakan ada empat esensi yang dibawa pada Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2022 yakni forum diskusi, forum apresiasi, forum kompetisi, dan berbagi informasi.

Forum diskusi, kata dia, berupa bedah buku dan diskusi mengenai bahasa dan sastra, sedangkan forum apresiasi dimaksudkan untuk memberikan penghargaan tertinggi kepada orang-orang yang berkarya pada bidang bahasa dan sastra Indonesia, serta bahasa dan sastra daerah.

Mengenai forum kompetisi, lanjut dia, hal tersebut berupa pemilihan Duta Bahasa, perlombaan musikalisasi puisi, cerdas cermat, mengulas buku, hingga mendongeng dengan menggunakan bahasa isyarat.

"Kenapa bahasa isyarat kami ikutsertakan? Karena kami ingin semakin inklusif. Jadi bukan hanya untuk orang-orang seperti kita lalu meninggalkan saudara kita yang difabel. Kami tidak mau seperti itu, maka kami ajak mereka," ujar Amin.

Berbagi informasi, Amin mengatakan hal itu dilakukan melalui Menjalin Indonesia, sebuah program dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang bertujuan memperkenalkan kekhasan program kebahasaan dan kesastraan di setiap wilayah kerja balai dan kantor bahasa.

"Menjalin Indonesia ini menyajikan program yang ada di daerah, bagaimana mereka menampilkan diri kepada publik apa yang sudah dikerjakan bersama komunitas, pemerintah, serta balai dan kantor bahasa," katanya.

Baca juga: Kemendikbud selenggarakan Bulan Bahasa dan Sastra 2020 secara daring
Baca juga: Kemendikbudristek kembali selenggarakan Bulan Bahasa dan Sastra
Baca juga: Kemendikbud : Bahasa dan sastra terus berkembang

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE

Komentar