Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan mengoptimalkan pelayanan penerbitan surat keterangan asal (SKA) serta implementasi sistem e-SKA Versi 2 untuk meningkatkan ekspor Indonesia dengan menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan 97 Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) di Padang, Sumbar.

“Rakor ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam bentuk program kegiatan dengan harapan dapat mewujudkan semangat akselerasi peningkatan ekspor. Melalui rakor ini diharapkan terjadi peningkatan pelayanan SKA yang lebih fasilitatif dengan perubahan peningkatan (upgrading) pada sistem e-SKA,” kata Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Veri Anggrijono lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Rakor dengan tema “Optimalisasi Pelayanan Penerbitan SKA melalui Implementasi Sistem e-SKA versi 2”dihadiri Veri Anggrijono dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatra Barat Asben Hendri.

Kegiatan itu diikuti 220 peserta yang terdiri atas para Kepala Dinas yang membidangi perdagangan, pejabat penandatangan SKA, serta operator pelaksana penerbitan SKA.

Veri mengungkapkan, sistem e-SKA versi 2 memiliki kelebihan, di antaranya terintegrasinya data eksportir dengan One Single Submission (OSS), adanya rekomendasi pengisian kriteria asal barang, pengecekan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), dan aplikasi host to host, realisasi penerbitan SKA, dan data SKA yang lebih akurat.

Akurasi data dalam e-SKA versi 2 akan memberikan fasilitas kemudahan dan menjawab kebutuhan penerbitan dokumen keterangan asal yang lebih cepat, tepat, dan akuntabel bagi IPSKA dan eksportir pengguna.

“Dokumen keterangan asal yang berjalan secara efektif, efisien, dan akuntabel akan memberikan nilai manfaat bagi eksportir asal Indonesia secara umum. Hal ini akan semakin memperkuat kinerja perdagangan Indonesia, khususnya dalam situasi perekonomian dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini,” lanjut Veri.

Veri berharap, melalui forum ini seluruh peserta dapat memperoleh informasi tentang perkembangan perjanjian kerja sama perdagangan internasional, pemutakhiran sistem e-SKA versi 2, serta pemanfaatan SKA sebagai salah satu dokumen penyerta untuk mendapatkan preferensi atau keringanan bea masuk di negara tujuan ekspor.

“Khusus untuk perjanjian dagang dengan negara mitra, Kementerian Perdagangan terus mempercepat penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial. Ini merupakan agenda prioritas guna mendapatkan dan memperluas pasar ekspor yang baru,” tambah Veri.

Pada rakor itu, Veri juga mengapresiasi kinerja seluruh (IPSKA) yang terus bekerja dan berinovasi guna memfasilitasi ekspor Indonesia dengan memanfaatkan dokumen keterangan asal mencakup SKA.

Selain itu, Veri juga melakukan penyerahan sarana dan prasarana IPSKA kepada salah satu perwakilan dari IPSKA, berupa peralatan dan mesin penunjang kinerja penerbitan SKA.

Sementara, Asben dalam sambutannya menyampaikan, salah satu implementasi dari perjanjian dagang dengan negara mitra adalah disepakatinya ketentuan asal barang (Rules of Origin/RoO) yang tergambar dalam SKA.

“Diharapkan melalui aplikasi SKA versi 2 dapat mengoptimalkan pelayanan sekaligus memudahkan pemerintah dalam memantau perkembangan ekspor yang menggunakan SKA dari berbagai sisi. Selain itu, memudahkan pertukaran data secara elektronik dengan negara yang telah menjalin kerja sama dengan Indonesia,” ujar Asben.

Baca juga: Kemendag optimalkan pelayanan ekspor lewat sistem e-SKA versi dua
Baca juga: Kemendag tingkatkan tata kelola penerbitan SKA dorong ekspor nasional
Baca juga: Mendag: Tarif nol rupiah PNBP penerbitan SKA telah diberlakukan


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022