Jakarta (ANTARA) - Ketua Organizing Committee (OC) NU Women Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengatakan pembentukan NU Women merupakan langkah progresif NU dalam menyikapi isu-isu perempuan.

"Ini merupakan sebuah langkah yang sangat progresif. Perempuan NU (NU Women) ini sebenarnya ruang perjumpaan di antara banyak jaringan-jaringan NU. Selama ini memang sudah ada, tapi kita dipertemukan dalam sebuah gerakan besar," kata Yenny Wahid dalam keterangan, di Jakarta, Kamis.

NU Women diresmikan dalam rangkaian peringatan Hari Lahir Satu Abad Nahdlatul Ulama pada Oktober 2022. Kehadiran NU Women ini, kata dia, untuk memperkuat barisan NU secara struktural maupun kultural.

Menurut Yenny Wahid, keberadaan NU Women akan memberi perhatian terhadap efek pandemi COVID-19 yang membawa dampak sosial dan psikis terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Fenomena global ini harus direspons. Bagaimana menyadarkan para perempuan untuk merespons-nya secara pas. Lalu support system yang bisa mendukung ketika perempuan dan anak mengalami perundungan atau mengalami kekerasan dalam rumah tangga," kata Yenny.

Pihaknya mengatakan NU Women bukan sebuah badan otonom (Banom), tapi menjadi sebuah hub atau sekretariat bersama yang anggotanya semua Banom NU.

Menurut dia, NU Women telah memiliki blueprint dan roadmap "Gerakan Perempuan NU Satu Abad Mendatang" yang telah disusun dan disepakati bersama.

Blueprint ini merupakan buku induk NU Women dalam perencanaan program strategis jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang diimplementasikan oleh gerakan perempuan di dalam struktur PBNU selama satu abad ke depan.

Baca juga: Yenny Wahid harapkan pemerintah berikan terapi bagi korban Kanjuruhan
Baca juga: Yenny Wahid sebut G20 momentum bangun kepercayaan masyarakat dunia

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022