Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia sedang membangun mekanisme formal untuk memperoleh layanan kesehatan yang adil dan merata dari negara-negara maju ke negara-negara miskin dalam 2nd Health Ministerial Meeting G20 pada 27-28 Oktober 2022.

"Mekanisme ini sifatnya informal. Nah ini yang sekarang sedang kami selesaikan. Ada tim yang bekerja dipimpin oleh Afrika Selatan dan Norwegia," kata Budi dalam diskusi bertajuk 'Ngobrol Bareng Soal G20 Kesehatan' yang dipantau di Jakarta, Kamis malam.

"Kami sebagai presidensi lagi berusaha kalau bisa nanti pada Oktober ini kita ketok (sepakati), formalisasi dari tim ini," imbuhnya.

Budi menjelaskan ketika awal pandemi COVID-19 terjadi pada akhir Desember 2019 dan lantas menyebar ke seluruh dunia, negara-negara maju lebih dahulu berdiskusi untuk membuat vaksin yang dapat melawan virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.

Sementara itu negara-negara miskin di dunia tidak memiliki akses baik itu pendanaan maupun fasilitas untuk bertahan dan melawan pandemi.

Berkaca dari pengalaman itulah, maka dibentuk Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator oleh WHO, Unicef dan beberapa institusi internasional lainnya untuk mengatasi permasalahan tersebut.

"Kalau (pertemuan) pertama mencari uangnya, meeting kedua ini adalah membahas bagaimana cara pakai uangnya terutama untuk menjaga keadilan dan pemerataan akses obat-obatan, vaksin, dan sebagainya," jelas Budi.

Selain itu, hal yang juga ingin dicapai oleh Indonesia dalam G20 adalah Pandemic Fund sebagai dana cadangan untuk mengatasi pandemi. Indonesia sebagai Presidensi G20 telah menyelenggarakan Joint Finance Health Ministers Meeting yang membahas ide itu di Yogyakarta, pada Juni 2022 lalu.

"(Kami) sudah meeting sekali, ajukan ke World Bank punya bond, disetujui, dibentuk Financial Intermediary Fund, sekarang sudah 1,4 miliar dolar AS. Nanti institusi masuk termasuk juga negara, Bill & Melinda Gates Foundation, Rockefeller Foundation, Wellcome Trust juga masuk," kata Budi.

Indonesia juga mendorong integrasi dari laboratorium genome sequence di seluruh dunia yang dapat mengidentifikasi adanya virus varian baru maupun bakteri baru. Selain itu, Indonesia juga ingin mempermudah standar perjalanan melalui kode QR sesuai standar WHO untuk memudahkan perjalanan.

Budi menjelaskan dokumen berupa sertifikat vaksin, sertifikat pengetesan, sampai riwayat kesehatan tersimpan di dalam kode QR tersebut.

Baca juga: Menteri Budi optimistis pandemi berakhir di Indonesia awal tahun depan
Baca juga: Menkes: Indonesia terus lakukan reformasi sistem kesehatan
Baca juga: Menkes sampaikan minat Indonesia ikut uji klinis vaksin TB

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022