Astana (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Kazakhstan Fadjroel Rachman mewakili Indonesia dalam pertemuan CICA Summit 2022, yang juga dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pertemuan puncak negara-negara anggota Conference on Interaction and Confidence-Building Measures in Asia (CICA) itu dibuka pada Kamis (13/10) oleh Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev di ibu kota Kazakhstan, Astana --yang sebelumnya bernama Nur-Sultan.

Indonesia ikut menghadiri CICA Summit tersebut sebagai negara pengamat.

Menurut Fadjroel, mantan juru bicara Presiden Joko Widodo pada 2019-2021, kehadiran Indonesia dalam pertemuan itu merupakan bentuk partisipasi aktif Indonesia di CICA selama ini.

"Indonesia siap mengambil peluang kerja sama global dan mendukung upaya yang dilakukan Kazakhstan, yang terpilih kembali sebagai Ketua CICA 2022-2024," kata Dubes RI.

Fadjroel, yang mewakili Jokowi, dalam acara tersebut menilai bahwa CICA merupakan forum yang sangat penting bagi kemajuan kawasan Asia.

"Forum CICA sangat strategis untuk semakin memantapkan Asia menjadi kekuatan baru dunia yang mewakili kepentingan dan nilai-nilai bersama Asia," katanya.

"Saya mengucapkan selamat untuk transformasi Sekretaris CICA menjadi Sekretaris Jenderal, dan Kazakhstan terpilih sebagai Sekretaris Jenderal CICA pertama, serta untuk Kuwait yang menjadi anggota baru," kata Fadjroel, menambahkan.

Dengan masuknya Kuwait, CICA kini beranggotakan 28 negara di benua Asia, termasuk Rusia, India, Pakistan, Israel dan Palestina.


Asia Pemimpin Ekonomi Dunia

Sementara itu dalam sambutannya, Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengatakan Asia telah menjadi pemimpin ekonomi di dunia jika dilihat dari tingkat produk domestik bruto (PDB) dan tingkat daya belinya.

"Kawasan Asia memiliki sumber daya manusia dan alam yang signifikan," kata dia, seraya menambahkan bahwa 21 dari 30 kota terbesar di dunia berada di Asia.

Dia juga mengatakan bahwa dari semua perkiraan pertumbuhan konsumsi kelas menengah sebesar 30 triliun dolar AS (Rp461,23 kuadriliun) pada 2030, hanya 1 triliun dolar yang diperkirakan berasal dari ekonomi Barat.

"Namun, masa depan Asia sendiri bergantung pada kesiapan kolektif kita untuk memperkuat dialog antarbudaya, tradisi dan pandangan dunia," kata Tokayev, seperti dikutip dalam keterangan pers Kedutaan Besar RI di Astana, Kazakhstan.


Baca juga: Pertemuan puncak berakhir, CICA jadi organisasi internasional penuh

Baca juga: Indonesia berharap dapat angkat isu ketahanan energi di CICA Summit


 

Ini kata Dubes Rusia soal kehadiran Presiden Putin pada KTT G20

Pewarta: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022